![Malam Nisfu Syaban yang jatuh pada tanggal 15 bulan Syaban dalam kalender Hijriyah, memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Malam ini dipercaya sebagai waktu penuh berkah dan ampunan](https://www.jurnas.com/images/posts/1/2025/2025-02-09/5a1fa8f0c99e076b833ab2ba5feef14f_1.jpg)
Ilustrasi - Malam Nisfu Syaban yang jatuh pada tanggal 15 bulan Syaban dalam kalender Hijriyah, memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam (Foto: NU Online)
Jakarta, Jurnas.com - Malam Nisfu Syaban yang jatuh pada tanggal 15 bulan Syaban dalam kalender Hijriyah, memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Malam ini dipercaya sebagai waktu penuh berkah dan ampunan.
Pada tahun 2025, peringatan Nisfu Syaban berlangsung pada 13 hingga 14 Februari, menjadi momen yang sangat dinantikan. Umat Muslim memanfaatkan malam ini untuk beribadah lebih intens, seperti melaksanakan shalat malam, berdoa hingga membaca Al-Qur`an.
Di beberapa negara, malam Nisfu Sya`ban juga dirayakan dengan berbagai kegiatan ibadah dan sosial. Dirangkum dari laman Nahdlatul Ulama, umat Muslim percaya bahwa pada malam ini, Allah SWT `memperlihatkan` rahmat-Nya, memberikan ampunan, dan menetapkan takdir bagi manusia.
Ini Amalan Malam Nisfu Syaban yang Dianjurkan
Sejarah perayaan Nisfu Syaban bermula pada masa Tabi`in, khususnya di kawasan Syam, yang kini dikenal sebagai Suriah. Ulama-ulama seperti Khalid bin Ma`dan dan Makhul sangat mengutamakan ibadah pada malam tersebut, yang kemudian diikuti oleh banyak umat Islam.
Namun, peringatan ini tidak diterima secara merata. Beberapa ulama, terutama dari Hijaz, menilai perayaan Nisfu Syaban sebagai bid`ah dan tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
Meskipun terdapat perbedaan pandangan, semangat untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban terus tumbuh. Ulama Syam seperti Khalid bin Ma`dan menghidupkan malam ini dengan mengenakan pakaian terbaik dan beriktikaf di masjid, yang menunjukkan pentingnya malam tersebut bagi mereka.
Keutamaan Nisfu Syaban juga ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra. Dikutip dari laman NU Online, berikut ini bunyi arti hadis tersebut.
Artinya: Aisyah ra berkata, saya kehilangan Rasulullah saw, tiba-tiba beliau berada di Baqi’ sambil mengangkat kepala ke langit. Beliau berkata, apakah engkau takut engkau dizalimi oleh Allah dan Rasul-Nya? Saya menjawab, ya Rasulullah, saya menyangka engkau mendatangi sebagian istri engkau. Beliau bersabda, sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun pada malam Nisfu Sya’ban ke langit dunia, maka Allah swt mengampunkannya lebih banyak dari bulu domba Bani Kalb (HR Imam Ahmad. At-Tirmidzi berkata, Imam Al-Bukhari mendha`ifkan hadits ini). (Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar bin Abdil Malik Al-Qasthalani, Al-Mawahib Al-Laduniyah, [Kairo, Maktabah At-Taufiqiyah], juz III, halaman 300).
___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
Selain itu, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai teknis pelaksanaannya. Beberapa ulama menganggap menghidupkan malam Nisfu Syaban secara berjamaah di masjid sebagai amalan yang baik, sementara yang lain memakruhkannya.
Meskipun demikian, yang terpenting ialah niat dan ketulusan hati dalam beribadah pada malam Nisfu Syaban. Perayaan ini bukan hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Malam Nisfu Syaban menjadi salah satu momentum bagi umat Islam untuk merenung dan memperbaiki diri. Semoga dengan memperbanyak doa dan ibadah pada malam yang penuh rahmat ini, kita semua dapat meraih pengampunan dan rahmat Allah SWT.
Akhirnya, meskipun peringatan ini tidak dianggap sebagai kewajiban, banyak umat Muslim yang merasa bahwa malam Nisfu Syaban merupakan kesempatan istimewa untuk meraih berkah dan menguatkan ikatan spiritual dengan Tuhan. Dengan niat yang tulus, kita berharap malam ini membawa manfaat bagi iman dan ketakwaan.
Allahumma bariklana fi Sya`ban wa balligna Ramadhan.
KEYWORD :Nisfu Syaban Bulan Syaban Malam Nisfu syaban Sejarah