Selasa, 11/02/2025 23:44 WIB

Hingga Akhir Januari 2025, Nilai Bursa Karbon Capai Rp62,93 Miliar

Nilai perdagangan bursa karbon telah mencapai Rp62,93 miliar sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 31 Januari 2025

Ilustrasi volume perdagangan carbon (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Nilai perdagangan bursa karbon telah mencapai Rp62,93 miliar sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 31 Januari 2025.

“Pada bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 31 Januari 2025, tercatat 107 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.181.255 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp62,93 miliar,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Rincian volume transaksi menunjukkan 12,22 persen di pasar reguler, 62,14 persen di pasar negosiasi, 25,40 persen di pasar lelang, dan 0,24 persen di marketplace.

Ke depan, potensi bursa karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 4.154 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.

Dalam upaya untuk lebih berkontribusi mengatasi perubahan iklim global, Inarno mengatakan bahwa bursa karbon kini telah membuka perdagangan luar negeri sejak 20 Januari 2025, dengan realisasi volume transaksi hingga 31 Januari 2025 sebesar 49.815 tCO2e dan nilai transaksi mencapai Rp4,02 miliar.

Selain bursa karbon, Inarno juga melaporkan perkembangan pasar modal Indonesia. Penghimpunan dana di pasar modal pada tahun 2024 berhasil melampaui target di atas Rp200 triliun, yaitu mencapai Rp259,24 triliun dari 199 penawaran umum yang secara nominal didominasi oleh penawaran umum sektor keuangan (36 persen).

Selanjutnya, per 31 Januari 2025 tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp1,10 triliun melalui dua penawaran umum berkelanjutan. Sementara itu, masih terdapat 116 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp40,84 triliun.

Di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global, Inarno menyebutkan bahwa pasar saham domestik awal tahun 2025 ditutup menguat sebesar 0,41 persen mtd atau ytd, yaitu per 31 Januari 2025 ke level 7.109,20.

Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.319 triliun atau turun 0,14 persen mtd atau ytd. Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp3,71 triliun mtd atau ytd.(ant)

KEYWORD :

OJK Bursa Karbon Otoritas Jasa Keungan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :