Rabu, 12/02/2025 18:56 WIB

Ini Doa Malam Nisfu Syaban dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Ghunyah al-Thalibin, malam Nisfu Syaban merupakan lailah mubarakah, malam yang diberkati, di mana Allah menurunkan rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi seluruh umat manusia

Ilustrasi - Seorang Muslim tengan memanjatkan sebuah doa (Foto: Pexels/Tanvir Khondokar)

Jakarta, Jurnas.com - Malam Nisfu Sya`ban, yang jatuh pada pertengahan bulan Sya`ban, dikenal sebagai malam yang penuh rahmat dan berkah. Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Ghunyah al-Thalibin, malam ini merupakan lailah mubarakah, malam yang diberkati, di mana Allah menurunkan rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi seluruh umat manusia.

Sebagai informasi, tahun ini, Nisfu Syaban jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025, dan dimulai pada malam sebelumnya, Kamis, 13 Februari 2025, setelah Maghrib. Ini adalah waktu yang penuh berkah, yang diyakini sebagai saat yang penuh rahmat dan pengampunan dari Allah SWT.

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga menyebut malam ini sebagai lailatul bara`ah atau malam pembebasan, di mana Allah membebaskan orang-orang yang celaka dari siksa-Nya dan memberikan perlindungan kepada para kekasih-Nya dari kehinaan. Pada malam tersebut, sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, dzikir, dan doa, agar memperoleh keberkahan serta rahmat-Nya.

Salah satu doa yang diajarkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berasal dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yang mengandung permohonan untuk perlindungan, kelapangan, kesehatan, dan ketakwaan. Doa ini juga mengajak kita untuk memohon ampunan dan kemudahan dalam segala urusan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga serta umat Islam lainnya.

Dilansir dari NU Online berikut doa Malam Nisfu Sya`ban dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ 

Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi, Mashâbihil hikmati wa mawâlin ni’mati, wa ma‘âdinil ‘ishmati, wa‘shimni bihim min kulli sû-in, wa lâ ta’khudznî ‘alâ ghirratin wa lâ ‘ala ghaflatin, wa lâ taj‘al ‘awâqiba amri hasratan wa nadâmatan, wardla ‘annî, fainna maghfirataka lidh dhâlimin, wa anâ minadh dhâlimîna, allâhumma ighfir lî mâ lâ yadlurruka, wa a‘thinî mâ lâ yanfa’uka, fainnaka al-wâsi’atu rahmatuhu, al-badî‘atu hikmatuhu, fa a‘thini as-sa‘ata wad da‘ata, wal-amna wash-shihhata wasy-syukra wal-mu‘âfata wattaqwa, wa afrighiash-shabra wash-shidqa ‘alayya, wa ‘alâ auliyâi fîka, wa a‘thinî al-yusra, walâ taj‘al ma‘ahu al-‘usra, wa a‘imma bi dzâlika ahlî wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî minal muslimîna wal muslimâti wal mu’minîna wal mu’minâti. 

Artinya: Ya Allah limpahkan rahmat ta’dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum Muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, halaman 249). Demikianlah doa yang diajarkan oleh Syekh Abdul Qadir AL-Jilani kepada kita semua. Pada dasarnya, tidak ada ketentuan mengenai doa atau amalan yang dibaca di malam nisfu Sya’ban, bahkan bisa dari doa yang dibuat sendiri. Akan tetapi lebih baik juga yang berasal dari para guru, ulama, atau orang-orang pilihan-Nya.

Dengan berdoa dan memanjatkan permohonan kepada Allah pada malam Nisfu Sya`ban, kita berharap agar segala dosa diampuni, segala kesulitan dihindarkan, dan hidup kita dipenuhi dengan berkah, kedamaian, serta keberkahan yang abadi. Aamiin (*)

KEYWORD :

Doa Malam Nisfu Syaban Syekh Abdul Qadir al-Jailani Amalan Nisfu Syaban




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :