![Penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa makan telur dapat menurunkan risiko kematian dini, khususnya terkait dengan kesehatan jantung.](https://www.jurnas.com/images/posts/1/2025/2025-02-12/920c8bd820713e0d8a7403e9ce767d07_1.jpg)
Ilustrasi - Makan telur (Foto: Pexels/Daniela Constantini)
Jakarta, Jurnas.com - Telur sering menjadi bahan perdebatan dalam dunia gizi. Tidak sedikit orang mulai mengurangi konsumsi telur karena kekhawatiran mengenai kandungan kolesterolnya, namun penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa makan telur dapat menurunkan risiko kematian dini, khususnya terkait dengan kesehatan jantung.
Dulu, banyak dokter menyarankan untuk membatasi konsumsi telur karena kandungan kolesterolnya yang tinggi. Satu kunir telur besar mengandung sekitar 275 mg kolesterol—dekat dengan batasan harian yang disarankan. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa tubuh tidak terlalu menyerap kolesterol dari makanan seperti yang diperkirakan sebelumnya, sehingga dampaknya terhadap kolesterol darah sangat minim.
Sebuah studi komprehensif, bagian dari uji coba ASPREE (Aspirin in Reducing Events in the Elderly), meneliti hubungan antara konsumsi telur dan risiko kematian dalam periode enam tahun. Dirangkum dari Independent, penelitian besar ini melibatkan lebih dari 8.000 orang dewasa lanjut usia, memeriksa kebiasaan makan mereka dan hasil kesehatan yang didapat.
Penelitian tersebut menemukan bahwa konsumsi telur 1-6 kali seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 29% dan risiko kematian secara keseluruhan sebanyak 17%. Bahkan, konsumsi telur setiap hari pun tidak meningkatkan risiko kematian, yang justru memberikan hasil kesehatan yang positif dalam kelompok studi ini.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal yang melalui proses peer-review, menjamin kredibilitas hasilnya. Dalam penelitian ini, faktor-faktor seperti status sosial ekonomi, kualitas diet, dan kondisi kesehatan diperhitungkan, menjadikan temuan ini lebih dapat diandalkan.
Penemuan ini sangat relevan bagi orang dewasa lanjut usia, di mana telur memberikan sumber protein dan nutrisi penting, seperti vitamin B, folat, dan kolin. Meskipun telur sering kali dikaitkan dengan kolesterol tinggi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolesterol dalam telur tidak berpengaruh signifikan terhadap kolesterol darah, dan lemak jenuh serta lemak trans lebih mempengaruhi kesehatan jantung.
Diketahui, ASPREE merupakan uji coba besar yang telah dilakukan sejak 2010, yang melibatkan lebih dari 19.000 peserta di AS dan Australia. Penelitian ini awalnya bertujuan untuk menilai manfaat aspirin dalam mencegah penyakit jantung, namun kini juga memberikan wawasan tentang bagaimana pola makan, termasuk konsumsi telur, berhubungan dengan kesehatan dan umur panjang.
Telur tetap menjadi sumber gizi penting dengan kandungan protein tinggi, serta berbagai vitamin dan asam lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung. Meskipun ada kekhawatiran tentang kolesterol, penelitian baru menunjukkan bahwa tubuh tidak menyerap kolesterol dari makanan secara signifikan, dan justru lemak jenuh serta trans yang lebih berbahaya bagi kesehatan jantung.
Jika Anda selama ini menghindari telur karena khawatir dengan kolesterolnya, kini saatnya mempertimbangkan kembali konsumsi telur. Telur merupakan sumber gizi terjangkau yang dapat mendukung kesehatan jantung dan mengurangi risiko kematian dini, selama dikonsumsi dalam jumlah yang bijak dan seimbang.
Dengan demikian tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh telur. Konsumsi telur dalam berbagai cara—termasuk rebus, orak-arik, atau goreng—tetap dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat, dengan catatan tetap menjaga keseimbangan.
KEYWORD :Makan Telur Studi Manfaat makan telur Cegah Mati Muda