Sabtu, 15/02/2025 22:24 WIB

Hari Kanker Anak Sedunia Diperingati 15 Februari, Begini Sejarah hingga Tujuannya

Hari Kanker Anak Sedunia, yang diperingati setiap 15 Februari, menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang berjuang melawan kanker

Ilustrasi - Hari Kanker Anak Sedunia atau International Childhood Cancer Day (Foto: Pexels/cottonbro studio)

Jakarta, Jurnas.com - Hari Kanker Anak Sedunia atau International Childhood Cancer Day, yang diperingati setiap 15 Februari, menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang berjuang melawan kanker. Peringatan ini juga mengingatkan akan tantangan besar yang dihadapi anak-anak di seluruh dunia, terutama mereka yang berada di negara-negara yang dilanda konflik.

Hari Kanker Anak Sedunia pertama kali digagas pada tahun 2002 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker pada anak-anak serta mengenang korban yang telah meninggal akibat penyakit ini. Ide untuk peringatan ini pertama kali disampaikan oleh International Child Cancer Foundation (ICCF), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada peningkatan perawatan dan pendidikan untuk anak-anak penderita kanker.

Sejak pertama kali diperingati, Hari Kanker Anak Sedunia telah berkembang menjadi platform global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker pada anak-anak dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang terpapar penyakit ini. Di seluruh dunia, kanker pada anak-anak tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian.

Mengutip laman resmi Kemenkes dan WHO, kanker pada anak adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak global, dengan diperkirakan 400.000 kasus baru terdiagnosis setiap tahun. Meskipun tingkat kelangsungan hidup di negara maju semakin meningkat, banyak anak di negara berkembang masih kesulitan mendapatkan perawatan yang memadai.

Di wilayah Timur Tengah dan Mediterania yang dilanda konflik, seperti Lebanon, Palestina, Suriah, Yaman, dan Libya, anak-anak yang menderita kanker harus menghadapi dua tantangan besar: penyakit dan kesulitan akses ke layanan kesehatan. Fasilitas kesehatan yang terbatas, rusaknya rumah sakit, serta kekurangan tenaga medis menjadi kendala utama bagi mereka yang membutuhkan perawatan segera.

Di Gaza, misalnya, ratusan anak membutuhkan evakuasi ke negara tetangga untuk mendapatkan perawatan yang menyelamatkan jiwa, tetapi banyak yang tidak mendapat izin. Setelah pecahnya perang pada Oktober 2023, hanya 10 dari 405 anak yang dirujuk mendapatkan persetujuan untuk pergi ke luar Gaza, dan beberapa di antaranya meninggal sebelum mendapatkan pengobatan.

Kekurangan pasokan obat-obatan juga menjadi masalah besar di wilayah yang terpengaruh konflik, yang mengakibatkan penurunan signifikan dalam tingkat kelangsungan hidup anak-anak penderita kanker. Di Libya, misalnya, jumlah tenaga medis spesialis onkologi sangat terbatas, hanya ada sekitar 0,82 onkolog medis dan 0,2 onkolog radiasi per 100.000 orang.

Pada tahun ini, WHO bekerja dengan berbagai pihak untuk mengatasi kesulitan ini, termasuk membangun unit perawatan kanker khusus di daerah yang kekurangan fasilitas kesehatan dan menyediakan klinik mobile untuk menjangkau anak-anak yang mengungsi. Inisiatif global seperti Global Platform for Access to Childhood Cancer Medicines, yang sedang diuji coba di Yordania dan segera diterapkan di Pakistan, diharapkan dapat memastikan pasokan obat kanker yang lebih terjangkau.

Melalui kerjasama antara WHO dan St. Jude Children`s Research Hospital, upaya untuk meningkatkan perawatan kanker anak di wilayah Timur Tengah telah dimulai, dengan dampak positif di 10 negara. Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam mengatasi kesenjangan pengobatan dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bagi anak-anak yang terkena kanker.

Selain itu, masalah utama dalam penanganan kanker anak adalah keterbatasan fasilitas kesehatan, terutama alat deteksi dini dan pengobatan kanker yang canggih. Oleh karena itu, deteksi dini dan pola hidup sehat menjadi kunci utama dalam pencegahan dan pengobatan kanker. WHO menyebutkan bahwa 43% kasus kanker dapat dicegah melalui pola hidup yang sehat, dan 30% dapat disembuhkan jika terdeteksi sejak dini.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, tema Hari Kanker Anak Sedunia 2025, yaitu #UNITED BY UNIQUE (Bersatu Melalui Keunikan), bertujuan untuk menempatkan masyarakat sebagai pusat perawatan dan mencari cara-cara baru yang dapat memberikan dampak positif dalam memerangi kanker. Melalui tema ini, diharapkan tercipta kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan untuk menciptakan solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Peringatan Hari Kanker Anak Sedunia ini mengajak kita semua untuk lebih peduli terhadap kondisi kesehatan anak-anak, terutama di daerah yang terdampak konflik. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan dukungan, dan memperbaiki akses ke layanan kesehatan, kita bisa memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak yang berjuang melawan kanker. (*)

KEYWORD :

Hari Kanker Anak Seduania Peringatan Hari Kanker Anak Tema Hari Kanker Anak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :