
Logo KPK
Jakarta, Jurnas.com - Mantan staf anggota DPD bernama Muhammad Fithrat Irfan melaporkan dugaan suap dalam proses pemilihan Ketua DPD RI periode 2024-2029 pada Selasa, 18 Februari 2025.
Irfan mengatakan setidaknya ada 95 anggota DPD yang diduga menerima uang suap tersebut. Irfan membuat laporan bersama kuasa hukumnya, Aziz Yanuar.
“Kita di sini sudah menyampaikan kewajiban kita sebagai pelapor,” kata Azis Yanuar kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK.
Azis mengatakan kliennya itu sudah memberi bukti tambahan ke bagian Pelayanan Laporan Pengaduan Masyarakat (PLPM) KPK.
Adapun laporan ini disebutnya sudah pernah disampaikan ke KPK pada Desember 2024 lalu. Salah satu bukti yang diberikan adalah rekaman percakapan kliennya dengan petinggi partai politik.
"Buktinya tadi ada rekaman, rekaman pembicaraan antara Pak Irvan dengan seorang petinggi partai. Jadi di sini bukan hanya terkait DPD, ternyata ada juga petinggi partai yang diduga terlibat dalam hal tersebut," kata Irvan.
Sementara itu, Irfan mengaku melaporkan mantan bosnya berinisial RAA yang merupakan senator dari Sulawesi Tengah.
"Saya melaporkan salah satu anggota DPD RI asal Sulawesi Tengah, inisialnya RAA, indikasinya itu beliau menerima dugaan suap dari untuk kompetisi pemilihan Ketua DPD RI dan Wakil Ketua MPR RI unsur DPD," kata Irfan.
"Itu melibatkan 95 orang yang ada, yang anggota dewan yang ada di DPD RI dari 152 totalnya," tambahnya.
Irfan mengatakan 1 orang anggota DPD RI dijatah USD 13 ribu yang dimaksudkan agar memberikan suara untuk pemilihan Ketua DPD RI serta Wakil Ketua MPR dari unsur DPD RI. Uang itu berasal dari pihak yang ingin memenangkan pemilihan Ketua DPD RI.
"Untuk Ketua DPD RI itu ada nominal USD 5 ribu per orang dan untuk Wakil Ketua MPR itu ada USD 8 ribu. Jadi ada USD 13 ribu total yang diterima oleh (mantan) bos saya. (Mantan) bosnya satu di antara 95 (orang) yang diterima," kata Irfan.
Irfan mengatakan penyerahan uang itu dilakukan secara door to door ke ruangan anggota DPD dalam bentuk dolar AS yang selanjutnya dikonversi ke rupiah.
Kemudian, lanjut Irfan, para staf anggota DPD diminta untuk menyetorkan ke rekening anggota DPD masing-masing.
"Saya berempat semuanya. Saya, saudara RAA, bos saya itu, ada dua perwakilan yang dititipkan dari Ketua DPD yang terpilih ini. Itu diposisikan sebagai bodyguard, satu bodyguard, satu driver. Untuk mengawal uang ini, biar nggak bisa tertangkap OTT di jalanan. Jadi uang itu ditukarkan dengan suara hak mereka-mereka untuk memilih salah satu dari pasangan calon ini, memilih Ketua DPD dan Wakil Ketua MPR dari unsur DPD," pungkas Irfan.
KEYWORD :KPK Suap Ketua DPD Muhammad Fithrat Irfan