
Ilustrasi Peringatan Hari Pekerja Indonesia yang diperingati setiap 20 Februari (Foto: RRI)
Jakarta, Jurnas.com - Setiap 20 Februari diperingati sebagai Hari Pekerja Indonesia (HARPEKINDO), sebuah momen penting untuk memperkuat persatuan pekerja dan menghargai kontribusi mereka dalam pembangunan negara. Meskipun tidak sepopuler May Day, hari ini tetap memiliki arti mendalam bagi kaum pekerja di tanah air.
Sejarah Peringatan Hari Pekerja Indonesia
Mengutip Universitas Djuanda Hari Pekerja Indonesia ditetapkan oleh Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden No. 9 tahun 1991 tentang Hari Pekerja Indonesia, yang mengacu pada deklarasi persatuan serikat pekerja Indonesia pada 20 Februari 1973. Peristiwa tersebut menjadi tonggak lahirnya Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).
Namun, perjalanan Hari Pekerja Indonesia tak berhenti di situ. Pada Kongres FBSI pada 20-30 November 1985, nama FBSI diubah menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) untuk mencerminkan semangat baru dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia. SPSI diharapkan dapat mendorong para pekerja untuk lebih bersemangat dalam menjalankan tugas mereka dan mengabdi pada pembangunan nasional yang berlandaskan pada Hubungan Industrial Pancasila.
Perbedaan Hari Pekerja Indonesia dengan May Day
Sebagai catatan penting, Hari Pekerja Indonesia tidak sama dengan May Day yang diperingati pada 1 Mei. Meskipun keduanya bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja, Hari Pekerja Indonesia memiliki fokus yang lebih mendalam pada persatuan buruh Indonesia dan pengakuan terhadap kontribusi pekerja di Indonesia. Sedangkan May Day lebih global, merayakan perjuangan buruh di seluruh dunia. Hari Pekerja Indonesia sekaligus memperingati ulang tahun Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), yang merupakan organisasi buruh terbesar di tanah air.
Relevansi Hari Pekerja Indonesia di Era Modern
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, Hari Pekerja Indonesia juga menjadi momentum untuk mengingatkan kembali pentingnya penguatan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas. Indonesia, dengan visi menuju Indonesia Emas 2045, membutuhkan pekerja yang tidak hanya terampil tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang semakin membuka persaingan tenaga kerja antarnegara, pekerja Indonesia harus dapat bersaing secara sehat dengan standar global. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan kerja menjadi elemen kunci dalam menghadapi era disrupsi dan digitalisasi yang semakin cepat.
Di dunia pendidikan, hal ini mendorong perguruan tinggi untuk mengadaptasi kurikulum berbasis teknologi digital, yang juga dilengkapi dengan peningkatan kualitas karakter mahasiswa yang siap menghadapi tantangan global.
Untuk menjawab tantangan zaman, dunia pendidikan harus bertransformasi sesuai dengan tuntutan Era Digitalisasi dan Era Disrupsi. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai karakter dan etika bagi generasi penerus. Dalam hal ini, pendekatan karakter 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity) menjadi penting untuk membekali para pekerja masa depan dengan kemampuan yang dibutuhkan di dunia yang serba cepat berubah ini.
Tujuan Peringatan Hari Pekerja Indonesia
Meski tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional, Hari Pekerja Indonesia memiliki tujuan yang sangat besar: memperkuat solidaritas antara pekerja dan memberikan motivasi untuk terus berperan dalam pembangunan Indonesia. Dalam konteks ini, Hari Pekerja Indonesia berfungsi untuk mendorong para pekerja untuk terus memperjuangkan hak-hak mereka dan memastikan bahwa setiap individu dalam dunia kerja mendapat perlakuan yang adil dan sejahtera.
Selain itu, momen ini menjadi panggilan untuk menciptakan dialog yang konstruktif antara pekerja dan pemangku kepentingan. Diharapkan, peringatan ini dapat mempercepat upaya mengatasi masalah ketidaksetaraan sosial, pengangguran, kemiskinan, serta memperbaiki hubungan industrial yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.
Hari Pekerja Indonesia juga mengingatkan kita bahwa masalah ketidaksetaraan sosial, kemiskinan, pengangguran, serta diskriminasi semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Krisis ekonomi dan sosial beberapa tahun terakhir, diperburuk oleh kenaikan harga kebutuhan dasar, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik. Melalui peringatan Hari Pekerja Indonesia, diharapkan semua pihak dapat mencari solusi dan mengatasi tantangan ini, menciptakan masyarakat yang lebih stabil, aman, dan berkeadilan.
KEYWORD :Hari Pekerja Indonesia Peringatan Hari Pekerja