
Ilustrasi dua orang perempuan sedang asyik menggosip saat berpuasa, bagaimana hukumnya? (Foto: Pexels/PNW Production)
Jakarta, Jurnas.com - Umat Islam di seluruh dunia bersiap menyambut bulan suci Ramadan 1446/2025. Di Indonesia, berdasarkan kalender Hijriah 1446/2025 yang dirilis oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), 1 Ramadan diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025. Untuk kepastiannya, Kemenag RI akan menggelar Sidang Isbat penentuan 1 Ramadan tahun ini pada 28 Februari 2025.
Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan tahun ini akan jatuh pada 1 Maret 2025. Penetapan itu tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025.
Dengan datangnya bulan Ramadan, umat Muslim akan kembali menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Adapun puasa bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, namun juga menjaga perilaku dan tutur kata agar tetap terjaga kesuciannya.
Salah satu kebiasaan buruk yang seringkali sulit dihindari adalah menggosip. Menggosip, atau membicarakan keburukan orang lain, mungkin terasa mengasyikkan bagi sebagian orang, namun apakah perbuatan ini boleh dilakukan saat berpuasa? Berikut penjelasan dan hukumnya.
Mengutip laman resmi Universitas Islam Indonesia dan Nahdlatul Ulama, menggosip dalam Islam merupakan perbuatan yang sangat dilarang, baik di luar bulan Ramadan maupun selama berpuasa. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan bahwa menggosip adalah perbuatan yang sangat keji.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 12:
"Adakah seorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Menggosip dianggap sebagai salah satu hal yang dapat menggugurkan pahala puasa. Syekh Zainuddin Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam Kitab Fathul Mu`in menjelaskan bahwa orang yang menggosip selama berpuasa hanya akan mendapatkan lapar, dahaga, dan dosa.
Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim:
"Puasa itu tidak hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari perkataan kotor dan perkataan mesum." (HR Al-Hakim)
Hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari mengingatkan bahwa puasa yang tidak disertai dengan penghindaran perkataan buruk tidak akan diterima oleh Allah SWT.
"Siapa saja yang tidak meninggalkan ucapan yang batil, maka tidak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya." (HR Bukhari)
Meskipun menggosip tidak membatalkan puasa secara fisik, namun dapat mengurangi pahala puasa itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga lisan dan menjauhi gosip selama bulan Ramadan.
Sementara itu, jika sudah telanjur, agar puasa kita diterima, kita harus bertobat dari dosa menggosip dengan menyesali perbuatan, berhenti dari gosip, dan bertekad tidak mengulanginya lagi. Dalam beberapa kasus, kita juga perlu meminta maaf kepada orang yang telah digosipkan jika memungkinkan.
Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri, menghindari perilaku buruk, dan fokus pada ibadah. Semua bentuk gosip dan perkataan buruk harus dijauhi, bukan hanya karena sedang berpuasa, tetapi sebagai bagian dari upaya memperbaiki diri.
Dengan menjaga lisan dan hati dari perbuatan tercela, kita dapat memperbaiki kualitas diri termasuk ibadah puasa kita. Semoga kita dapat menggapai dan memanfaatkan Ramadan tahun 2025 mendatang menjadi waktu yang penuh berkah, dan puasa kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin.
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Ramadan Gosip Hukum menggosip saat berpuasa Ramadan 2025