Selasa, 25/02/2025 03:42 WIB

Penelitian Menemukan Pola Pernapasan yang Bisa Mengindikasikan Risiko Alzheimer

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lancaster University mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa perubahan pola pernapasan otak (aliran oksigen ke otak) dapat menjadi indikator awal penyakit Alzheimer

Ilustrasi penelitian menemukan pola pernapasan yang bisa mengindikasikan risiko Alzheimer (Foto: Pexels/Anna Shvets)

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lancaster University mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa perubahan pola pernapasan otak (aliran oksigen ke otak) dapat menjadi indikator awal penyakit Alzheimer. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dengan mengukur variasi dalam pola pernapasan otak, deteksi Alzheimer dapat dilakukan lebih awal, membuka kemungkinan untuk diagnosis dan pengobatan yang lebih efektif.

Oksigen dan Degenerasi Sel Saraf

Penyebab Alzheimer hingga saat ini masih menjadi misteri besar. Namun, para peneliti meyakini bahwa perubahan pasokan oksigen ke otak dapat berperan dalam degenerasi sel saraf, yang pada akhirnya menyebabkan perkembangan penyakit Alzheimer. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sel saraf dan pembuluh darah bekerja sama untuk memastikan otak mendapatkan energi yang cukup, meski otak hanya memiliki berat 1,4 kg namun membutuhkan sekitar sepertiga dari total energi tubuh.

Aneta Stefanovska, seorang ahli biophysicist dan salah satu penulis utama penelitian ini, mengatakan, “Alzheimer bisa dipahami sebagai akibat dari otak yang tidak mendapat nutrisi yang tepat melalui pembuluh darah.” Penelitian ini memeriksa bagaimana perubahan pada unit neurovaskular otak, yang terdiri dari pembuluh darah yang terhubung dengan neuron melalui sel-sel otak yang disebut astrocytes, memengaruhi kondisi Alzheimer.

Penelitian yang Menyusun Ritme Tubuh

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Brain Communications, para ilmuwan menghubungkan berbagai alat pengukur ke tubuh partisipan untuk memantau aliran darah ke otak, aktivitas listrik otak, serta detak jantung dan pernapasan. Dengan cara ini, para peneliti dapat mengukur berbagai parameter tubuh sekaligus dan menganalisis ritme alami tubuh yang sering kali tidak sinkron.

Para peneliti menemukan bahwa efisiensi fungsi otak sangat bergantung pada bagaimana semua ritme tubuh ini berinteraksi satu sama lain. Salah satu temuan menarik adalah bahwa frekuensi pernapasan saat istirahat lebih tinggi pada partisipan yang mengidap Alzheimer. Rata-rata pernapasan peserta dalam kelompok kontrol adalah sekitar 13 napas per menit, sedangkan kelompok Alzheimer menunjukkan angka 17 napas per menit.

Penemuan Revolusioner dalam Studi Alzheimer

Dr. Stefanovska menyebutkan bahwa penemuan ini adalah sebuah langkah revolusioner dalam studi penyakit Alzheimer. "Ini adalah temuan yang menarik, bahkan menurut saya, ini adalah penemuan yang bisa membuka dunia baru dalam penelitian Alzheimer," ujarnya. Penelitian ini menyarankan bahwa perbedaan ritme pernapasan mungkin mencerminkan adanya peradangan, yang bisa jadi terjadi di otak. Jika terdeteksi lebih awal, peradangan ini bisa diobati untuk mencegah perkembangan Alzheimer ke tahap yang lebih parah.

Arah Baru untuk Pengobatan dan Penemuan Obat

Penelitian ini membuka kemungkinan untuk pendekatan baru dalam mendeteksi Alzheimer dengan cara yang lebih sederhana, non-invasif, dan terjangkau. Selama ini, uji coba obat-obatan Alzheimer yang berfokus pada protein telah menunjukkan hasil yang mengecewakan. Namun, dengan pendekatan baru ini, para peneliti berharap bisa menemukan target obat yang lebih efektif.

"Kami menunjukkan hasil yang jelas dari pendekatan ini, yang memungkinkan deteksi Alzheimer secara mudah dan murah," kata Dr. Stefanovska. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hasil dan pengembangan lebih lanjut dari temuan ini.

Dengan temuan ini, dunia medis mungkin akan memasuki era baru dalam deteksi dini dan pengobatan Alzheimer. Jika pola pernapasan dapat menjadi penanda awal, maka potensi untuk mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit ini semakin terbuka lebar.

Penelitian ini membawa harapan bagi banyak orang yang berisiko mengidap Alzheimer, karena dengan deteksi lebih dini, intervensi medis yang lebih efektif bisa dilakukan, memungkinkan kualitas hidup yang lebih baik bagi para penderita.

Sumber: independent.co.uk

KEYWORD :

Pola Pernapasan Otak Risiko Alzheimer Deteksi Dini Studi Alzheimer




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :