
Ilustrasi sedang bergosip (Foto: Pexels/cottonbro studio)
Jakarta, Jurnas.com - Di bulan Ramadan, umat Muslim berlomba-lomba meraih pahala dengan menjalankan ibadah puasa, salat, dan amal kebaikan lainnya. Namun, ada satu hal yang sering terlupakan dan bisa mengurangi bahkan membatalkan pahala puasa kita, yaitu ghibah atau bergosip.
Ternyata, gosip bukan hanya sekadar perbuatan ringan yang tidak berdampak apa-apa, melainkan bisa menjadi penghalang besar bagi pahala puasa Ramadan kita. Berikut ini adalah penjelasannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Apa Itu Ghibah atau Gosip?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata ghibah, yang merujuk pada aktivitas bergosip atau bergunjing. Dalam bahasa Arab, ghibah berarti membicarakan keburukan atau aib orang lain, terutama saat orang yang dibicarakan tidak ada di hadapan kita.
Sebagai contoh, ketika kita membicarakan kekurangan seseorang tanpa izin atau diketahui mereka, itulah yang disebut ghibah. Rasulullah SAW pun menjelaskan dalam sebuah hadis:
"Tahukah kamu, apa itu ghibah?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda, "Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai." (HR. Muslim)
Dalam QS: Al-Hujurat ayat 12 disebutkan: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."
Ghibah atau Gosip Bisa Membatalkan Pahala Puasa
Pada bulan Ramadhan, setiap amal kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya. Namun, ada beberapa hal yang bisa menghapus pahala puasa kita tanpa kita sadari, di antaranya ialah ghibah atau menggunjing atau gosip.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, Rasulullah SAW bersabda:
“Banyak sekali orang yang tidak mendapat apapun dari puasanya kecuali lapar. Dan banyak sekali orang shalat malam tidak mendapatkan apapun dari shalatnya kecuali bangun malam.” (HR An-Nasai).
Hadits ini memberikan pemahaman bahwa puasa bukan hanya soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari hal-hal yang dapat merusak niat dan amal ibadah tersebut. Salah satunya adalah ghibah (gosip).
Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan bahwa seseorang yang berbuka dengan hal yang haram, atau lebih spesifik lagi berbuka dengan "daging manusia" melalui ghibah, akan merusak pahala puasanya. Beliau mengungkapkan:
"Yang dimaksud hadits di atas ialah seseorang yang berbuka dengan hal yang haram; dan menurut pendapat yang lainnya ialah orang yang menjaga dari makanan halal, namun berbuka dengan daging manusia yakni menggunjing orang lain. Ini hukumnya haram."
Imam Al-Ghazali mengingatkan kita bahwa meski puasa kita tidak batal secara fisik jika kita melakukan ghibah, namun pahala puasa yang kita harapkan bisa terhapus. Sebab, berbicara buruk tentang orang lain—apalagi dengan tujuan mencemarkan nama baik mereka—merupakan perbuatan yang sangat dibenci dalam Islam.
Lebih lanjut, Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab mengungkapkan pandangannya terkait perbuatan ghibah saat puasa. Menurutnya, meski puasa tidak batal jika seseorang melakukan ghibah, tetap saja orang tersebut berdosa.
Hal tersebut sejalan dengan pandangan Mazhab Syafi’i, Maliki, Hanafi, dan Hanbali, yang menganggap ghibah sebagai dosa besar. Berikut kutipan dari Imam An-Nawawi:
"Apabila seseorang melakukan ghibah saat puasa, maka ia berdosa dan tidak batal puasanya menurut pandangan kita (mazhab Syafi’i), hal ini juga selaras dengan yang dikemukakan oleh mazhab Maliki, Hanafi dan Hanbali."
Namun, ada juga pandangan dari Imam Al-Auza’i yang berpendapat bahwa ghibah dapat membatalkan puasa dan wajib diqadha (diganti)
Rasulullah SAW mengingatkan bahwa perbuatan ghibah sangat berbahaya dan bisa menghilangkan keberkahan puasa. Bahkan, dalam salah satu hadis disebutkan bahwa dosa ghibah lebih besar daripada dosa zina.
"Ghibah itu lebih berat dari zina," kata Rasulullah SAW. Beliau menjelaskan, seseorang yang berzina dan bertobat bisa diampuni oleh Allah, namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai orang yang dighibah memaafkannya terlebih dahulu. (HR. At-Thabrani)
Ancaman Dosa Ghibah atau Gosip dalam Al-Qur`an
Dalam Surat Al-Hujurat (49:12), Allah SWT berfirman, "Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Adakah di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik kepadanya."
Ayat ini menggambarkan betapa besarnya dosa ghibah. Menggunjing orang lain sama dengan memakan daging bangkai mereka. Lebih berat lagi, kelak di akhirat, orang yang suka bergosip akan dimintai pertanggungjawaban oleh orang yang telah dighibah. Bahkan, amal kebaikannya akan dipindahkan kepada orang yang dizalimi, sementara dosa mereka akan ditimpakan kepada si penggunjing.
Menghindari Ghibah atau Gosip Agar Pahala Puasa Tidak Terhapus
Imam Al-Ghazali juga memberikan nasihat penting dalam kitab Minhajul Abidin mengenai bagaimana menjaga lisan agar ibadah kita lebih bermakna. Beliau menjelaskan bahwa perkataan kita memiliki dampak besar terhadap kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat.
“Apabila kamu merasakan hatimu keras dan tubuhmu lemah, serta rezekimu terhalang, ketahuilah bahwa itu karena kamu telah mengungkapkan perkataan yang tidak memberi manfaat sama sekali padamu.”
Ini artinya, menjaga lisan sangat penting untuk menjaga keberkahan dalam hidup kita, termasuk dalam ibadah puasa.
Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya mengisi waktu dengan aktivitas yang bermanfaat seperti berzikir, membaca Al-Qur’an, atau beristirahat, daripada terjebak dalam obrolan yang tidak bermanfaat. Zikir adalah cara yang baik untuk menjaga lisan kita tetap terjaga, terutama di bulan Ramadan.
Selain itu, menjaga lisan dari perbuatan sia-sia dan gosip bisa dilakukan dengan menyibukkan diri dalam amal-amal kebaikan. Membaca kitab atau ikut serta dalam kegiatan tadarrus Al-Qur’an adalah contoh aktivitas yang tidak hanya bermanfaat bagi kita, tetapi juga menghindarkan kita dari kebiasaan buruk seperti ghibah atau gosip.
Wallohu`alam
KEYWORD :Gosip Membatalkan Pahala Puasa Bulan Ramadan Puasa Ramadan