
Ilustrasi Kisah Kaum Sombong yang Dilanda Azab (Foto: Genmuslim)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam sejarah umat manusia, banyak kisah yang menjadi pelajaran penting tentang rendah hati, tidak sombong, dan tunduk kepada perintah Allah SWT. Salah satunya ialah kisah kaum Tsamud dan kaum Luth yang tercatat dalam Al-Quran. Kedua kaum ini dihancurkan oleh azab Allah akibat menolak peringatan para nabi mereka dengan sikap sombong yang tak terkendalikan.
Dalam Surat Al-Qamar ayat 23-32, kaum Tsamud yang kaya dan berkuasa mendustakan Nabi Saleh. Meski Nabi Saleh menyampaikan peringatan dengan jelas, mereka menolaknya dengan kesombongan, bahkan menganggapnya sebagai pendusta.
Akibat dari sikap itu, Allah menurunkan azab berupa gempa bumi yang disertai petir dan batu besar, menghancurkan peradaban mereka dalam sekejap. Azab ini bukan sekadar hukuman, melainkan peringatan bagi umat yang menganggap enteng kekuasaan Allah.
Sementara itu, dalam ayat 33-40, kaum Luth juga mendapatkan azab serupa. Dikutip dari laman Umsidan dan UMJ, mereka terjerumus dalam perbuatan dosa besar, yakni hubungan sesama jenis, dan menolak segala peringatan dari Nabi Luth. Allah, dengan kekuasaan-Nya, menghancurkan mereka dengan hujan batu dan gempa bumi yang menimpa mereka sebagai balasan atas kebusukan hati dan kesombongan mereka.
Namun, kesombongan ini bukan hanya milik kaum Tsamud dan Luth. Kisah Iblis, Fir’aun, dan Karun juga mengajarkan betapa berbahayanya sikap sombong. Iblis menolak untuk sujud kepada Nabi Adam hanya karena merasa lebih baik. Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf [7]: 12, "Apa yang menghalangimu untuk sujud, ketika Aku perintahkan kepadamu?" Kesombongan ini berujung pada kejatuhan Iblis dari surga.
Fir’aun, yang merasa kekuasaannya tak tertandingi, menolak semua ajakan Nabi Musa dan menganggap dirinya lebih tinggi dari Allah. Dalam QS. Al-Mu’minun [23]: 46-47, Allah berfirman, "Pergilah kepada Fir’aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, agar ia ingat atau takut." Fir’aun memilih untuk tetap sombong hingga akhirnya tenggelam dalam lautan azab.
Karun, yang diberkahi dengan harta melimpah, juga menunjukkan kesombongan dengan merasa bahwa kekayaannya adalah hasil jerih payahnya sendiri. Allah berfirman dalam QS. Al-Qasas [28]: 76-77, "Sesungguhnya Karun adalah salah seorang dari kaum Musa, maka ia berlaku sewenang-wenang terhadap mereka." Ia menolak nasihat orang sholeh, hingga Allah menenggelamkannya bersama hartanya yang melimpah.
Kesombongan yang berlarut-larut ini berujung pada kehancuran. Allah mengunci hati, pendengaran, dan penglihatan orang-orang yang terus menentang-Nya. Seperti dalam QS. Al-Baqarah [2]: 18, "Mereka tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak kembali (ke jalan yang benar)." Dengan kesombongan, mereka menutup hati mereka dari hidayah Allah.
Melalui kisah-kisah ini, Allah mengingatkan umat manusia bahwa tidak ada yang lebih besar dari kekuasaan-Nya. Semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, dan yang paling mulia di sisi-Nya adalah mereka yang bertakwa.
Seperti dalam QS. Al-Hujurat [49]: 13, "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling takwa." Kesombongan hanya akan menuntun pada kebinasaan, sementara kerendahan hati membawa seseorang lebih dekat kepada Allah.
Sikap sombong hanya akan menutup hati dari petunjuk Allah, seperti yang digambarkan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 257, "Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya." Dalam kegelapan kesombongan, hidayah tidak akan masuk, namun dengan kerendahan hati, cahaya-Nya akan membimbing jalan yang benar.
Sumber:
KEYWORD :Kisah Kaum Sombong Azab Allah Kaum Tsamud Kaum Luth