
Ilustrasi - Depo Pertamina Plumpang terbakar (Foto: Fajar)
Jakarta, Jurnas.com - Tanggal 3 Maret yang jatuh pada hari ini, Senin, menyimpan kenangan bagi warga Indonesia, dengan dua peristiwa besar yang tidak hanya menandai momen bersejarah, tetapi juga memberi dampak besar pada dinamika sosial dan politik di tanah air. Dirangkum dari berbagai sumber, di antara peristiwa yang terjadi pada tanggal ini, terdapat pemberontakan besar di Sumatera Barat yang menandai ketegangan politik pasca-kemerdekaan, serta tragedi Plumpang Pertamina kebakaran.
Pemberontakan di Sumatera Barat pada Awal Kemerdekaan Indonesia
Pada 3 Maret 1947, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Keresidenan Sumatera Barat, tepatnya di Bukittinggi, yang dikenal sebagai Peristiwa Tiga Maret. Pemberontakan ini dipimpin oleh Hizbullah Sjamsuddin Ahmad dan bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Republik Indonesia serta menculik beberapa pemimpin penting, termasuk Kepala Pemerintahan Muhammad Rasjid dan Komandan Militer Ismail Lengah.
Kemarahan masyarakat Sumatera Barat terhadap penguasa Republik Indonesia pada waktu itu mendorong para militan Islam untuk mengambil langkah ekstrem. Mereka merasa bahwa pemerintah Indonesia belum cukup tegas dalam menghadapi penjajahan Belanda dan merespons pengaruh luar yang masih kuat.
Namun, berkat kesiapan pemerintah pusat, pasukan pemberontak berhasil dicegat sebelum mencapai tujuan mereka. Pemberontakan ini berakhir dalam waktu singkat setelah terjadi pertempuran ringan.
Beberapa pemimpin pemberontakan ditangkap, dan meskipun sempat diadili, mereka kemudian dibebaskan dengan hukuman ringan. Namun, dampak dari peristiwa ini cukup besar, mengubah sikap pemerintah terhadap milisi Islam yang kemudian dimasukkan dalam struktur komando militer.
Kelahiran Sultan Hamengkubuwono VIII (3 Maret 1880)
Selain peristiwa politik yang bergejolak, 3 Maret juga memperingati kelahiran Sultan Hamengkubuwono VIII pada tahun 1880 di Yogyakarta. Sultan yang memerintah dari tahun 1921 hingga 1939 ini dikenal atas upayanya dalam merehabilitasi Keraton Yogyakarta dan mendukung perkembangan Muhammadiyah. Kepemimpinannya tidak hanya mencakup bidang kebudayaan, tetapi juga menunjukkan kesetiaannya pada perjuangan umat Islam di Indonesia, yang menjadi cikal bakal keberagaman yang saat ini kita nikmati.
Kebakaran Tragis Pertamina Plumpang (3 Maret 2023)
Tidak hanya peristiwa sejarah politik dan budaya, 3 Maret juga mengingatkan kita pada tragedi kebakaran Pertamina di Jakarta Utara, tepatnya di Depo Pertamina Plumpang. Pada malam hari, sekitar pukul 20.00 WIB, kebakaran hebat melanda fasilitas penting penyimpanan bahan bakar tersebut. Ledakan yang disebabkan oleh gangguan teknis pada pipa bahan bakar mengakibatkan api membumbung tinggi dan menghanguskan area sekitar.
Kebakaran yang berlangsung selama lebih dari tiga jam ini menewaskan 33 orang dan melukai puluhan lainnya, sebagian besar adalah warga yang tinggal di sekitar depo. Selain itu, ratusan rumah warga hangus terbakar, menyebabkan ribuan orang terpaksa mengungsi. Kebakaran ini juga memicu gangguan pada distribusi BBM di wilayah Jabodetabek dan menambah beban pada sektor energi yang sudah rentan.
Tragedi ini menjadi sorotan atas masalah tata kelola infrastruktur penting dan perencanaan tata ruang yang tidak memadai, mengingat letak depo yang berdekatan dengan pemukiman padat penduduk. Peristiwa ini membuka mata publik dan pemerintah akan pentingnya keselamatan di sekitar fasilitas vital nasional dan perlunya evaluasi lebih lanjut terhadap keberadaan fasilitas serupa di wilayah padat penduduk.
KEYWORD :Peristiwa 3 Maret Sejarah Indonesia Peristiwa Sejarah Bulan Maret