Selasa, 04/03/2025 02:21 WIB

Mengenal Hipotermia, Kondisi yang Picu Dua Pendaki Meninggal di Carstenz

Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan kabar duka dua pendaki perempuan yang meninggal dunia akibat hipotermia di puncak Carstenz Pyramid

Ilustasi - Perempuan yang mengalami hipotermia (Foto: Antara)

Jakarta, Jurnas.com - Hipotermia adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun drastis di bawah 35°C. Meskipun terdengar seperti masalah yang hanya terjadi di cuaca ekstrem, hipotermia bisa terjadi kapan saja, di mana saja, terutama jika tubuh terpapar suhu dingin dalam waktu lama.

Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan kabar duka dua pendaki perempuan yang meninggal dunia akibat hipotermia di puncak Carstenz Pyramid pada Sabtu, 1 Maret 2024. Kedua pendaki, Lilie Wiyanati Poegiono (59) dan Elsa Laksono (59), ditemukan meninggal dunia setelah mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem yang melanda gunung tersebut.

Insiden ini mengundang pertanyaan besar, mengapa pendaki gunung begitu rentan terhadap hipotermia? Bagaimana kondisi ini bisa berujung pada kematian jika tidak segera ditangani? Berikut ini ulasannya yang dikutip dari Alodokter.

Apa Itu Hipotermia?

Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun drastis hingga di bawah 35°C, jauh di bawah suhu tubuh normal manusia yang berkisar antara 36,5 hingga 37,3°C. Saat suhu tubuh menurun, tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur fungsi organ vital seperti jantung dan paru-paru, yang dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Meskipun setiap orang bisa terkena hipotermia, pendaki gunung lebih berisiko karena mereka sering terpapar suhu dingin ekstrem, angin kencang, dan kondisi cuaca yang berubah dengan cepat. Pakaian yang tidak memadai atau basah juga dapat mempercepat proses penurunan suhu tubuh.

Mengapa Pendaki Rentan Mengalami Hipotermia?

Pendaki gunung, terutama yang berada di ketinggian ekstrem seperti Carstenz Pyramid, sering kali terpapar suhu yang sangat rendah. Di ketinggian tersebut, cuaca bisa berubah tiba-tiba, dengan suhu yang turun drastis bahkan di musim panas. Selain itu, kelembapan dan angin kencang dapat memperburuk keadaan, membuat tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk menghasilkannya.

Kondisi ini menjadi sangat berbahaya jika pendaki tidak mengenakan pakaian yang sesuai atau terlambat mendapat pertolongan medis. Lilie dan Elsa, seperti banyak pendaki lainnya, pasti menghadapi kesulitan saat cuaca ekstrem datang mendekat.

Gejala Hipotermia

Gejala hipotermia bisa sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada tahap ringan, seseorang yang mengalami hipotermia biasanya akan menggigil hebat dan kulitnya terasa dingin saat disentuh. Mereka juga mungkin merasa sangat mengantuk, lemas, dan cenderung memiliki respons yang lambat terhadap rangsangan. Napas mereka cenderung cepat dan detak jantung bisa meningkat.

Saat hipotermia berkembang menjadi lebih parah, menggigil bisa berhenti meskipun suhu tubuh masih rendah. Denyut jantung mulai melambat, tekanan darah turun, dan kesadaran mulai menurun. Korban bisa kehilangan kemampuan untuk berbicara atau bergerak dengan jelas.

Pada tahap berat, gejala menjadi sangat mengkhawatirkan. Korban menjadi tidak responsif atau bahkan pingsan. Denyut jantung dan pernapasan sangat lemah, sementara tubuh menjadi kaku. Tanpa penanganan segera, hipotermia berat bisa menyebabkan henti jantung dan kematian.

Cara Menangani Hipotermia dengan Tepat

Jika seseorang menunjukkan gejala hipotermia, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tempat yang lebih hangat dan kering. Mengganti pakaian basah dengan pakaian kering adalah langkah penting untuk mencegah tubuh kehilangan panas lebih lanjut. Selanjutnya, tubuh penderita perlu dilindungi dengan selimut tebal atau mantel untuk membantu menghangatkan tubuh. Jika korban masih sadar dan bisa menelan, berikan minuman hangat dan manis untuk memberikan energi tambahan.

Namun, jangan gunakan pemanas langsung atau air panas, karena itu bisa menyebabkan luka bakar atau memperburuk kondisi tubuh. Jika korban sudah kehilangan kesadaran atau mengalami henti jantung, segera lakukan resusitasi jantung paru (CPR) sambil menunggu bantuan medis. Resusitasi ini penting untuk membantu mengembalikan aliran darah dan pernapasan.

Saat bantuan medis datang, korban akan diberi oksigen untuk menghangatkan saluran pernapasan dan cairan infus yang telah dipanaskan. Dalam kasus yang lebih berat, perawatan lanjutan dengan mesin khusus mungkin diperlukan untuk menghangatkan darah korban.

Komplikasi dan Bahaya Hipotermia yang Tidak Ditangani

Hipotermia yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius seperti frostbite, yaitu kerusakan pada kulit akibat pembekuan yang dapat merusak jaringan tubuh secara permanen. Gangrene juga bisa terjadi, yang menyebabkan kematian jaringan tubuh dan berpotensi memerlukan amputasi. Dalam kasus ekstrem, kematian bisa terjadi jika tubuh tidak mampu pulih dari penurunan suhu yang sangat drastis.

Pencegahan Hipotermia

Mencegah hipotermia jauh lebih baik daripada mengobatinya. Bagi para pendaki gunung, mengenakan pakaian yang tepat untuk menghadapi cuaca ekstrem sangatlah penting. Gunakan lapisan pakaian yang cukup tebal dan sesuaikan dengan suhu yang ada. Pastikan tubuh tetap kering, karena pakaian basah akan mempercepat hilangnya panas tubuh.

Selain itu, perhatikan konsumsi makanan dan minuman. Hindari alkohol dan kafein, karena keduanya bisa menurunkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan suhu. Sebaliknya, minuman dan makanan hangat sangat dianjurkan untuk membantu tubuh menghasilkan panas.

Bagi para pendaki, pastikan selalu membawa perlengkapan yang sesuai dan perhatikan kondisi cuaca di sekitar. Jaga tubuh tetap hangat dan waspadai tanda-tanda awal hipotermia, karena semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi serius.

Jadi, hipotermia merupakan kondisi yang mematikan jika tidak segera ditangani, namun dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mencegahnya. Bagi para pendaki, persiapan matang dan pemahaman tentang cuaca serta kondisi fisik sangatlah penting.

KEYWORD :

Hipotermia Pendaki Carstenz Pyramid Pencegahan hipotermia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :