
Jakarta, Jurnas.com- Sejumlah ulama dari Forum Ulama Banten dan Betawi mengunjungi kawasan pembangunan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) dan Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK2, Rabu (5/3). Kunjungan ini bertujuan untuk tabayun dan memperoleh klarifikasi langsung terkait isu-isu yang berkembang di masyarakat mengenai proyek tersebut.
Dalam kunjungan ini, para ulama didampingi oleh Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara (BKN), Gus Rofi`i. Mereka berdialog langsung dengan pihak manajemen PIK2 untuk membahas berbagai aspek proyek, khususnya terkait isu penggusuran tempat ibadah serta dampak sosial terhadap masyarakat sekitar. Pada pertemuan tersebut, perwakilan manajemen PIK2 menjelaskan bahwa proyek ini dikembangkan bukan untuk perumahan komersil, melainkan sebagai proyek berbasis lingkungan yang bertujuan menjaga ekosistem serta menciptakan lapangan kerja baru.
"Tanah PSN tidak boleh digunakan perumahan. PIK 2 juga bukan bagian dari PSN, karena lahan PSN sebelumnya merupakan tanah Perhutani yang dikelola swasta sesuai Perpres 2024," jelas Gus Rofi`i.
Ia menambahkan bahwa proyek ini sepenuhnya didanai investor swasta dengan nilai investasi mencapai Rp39,7 triliun, tanpa menggunakan anggaran negara. Gus Rofi`i juga menyoroti adanya misinformasi di masyarakat yang menganggap proyek ini berkaitan dengan pembangunan pagar laut.
“PIK itu tidak ada hubungannya dengan pagar laut,” tegasnya.
Beberapa ulama yang hadir, seperti Kiai Abdul Rozak dan Kiai Alawi Nur Alam, menegaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk melakukan tabayun atau klarifikasi sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang belum diverifikasi.
"Saya selalu kritis terhadap suatu kebijakan, tetapi setelah melihat bukti dan mendengar langsung, saya mendukung pembangunan ini. Yang penting, kita berbicara berdasarkan data dan fakta," ujar Kiai Abdul Rozak.
Legislator Minta PSN PIK 2 Dievaluasi Menyeluruh
Ia juga menambahkan bahwa konsep pembangunan hijau seperti ini diharapkan dapat diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia, seperti di sepanjang Pantura, Rembang, dan Sumedang. Sementara itu, Kiai Alawi Nur Alam mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang simpang siur.
"Banyak berita yang beredar tanpa dasar yang jelas. Setelah kami melihat langsung, asumsi kami berubah. Kami mendapat pencerahan dan kini memahami tujuan pembangunan ini," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, pihak manajemen PIK2 juga menegaskan bahwa proyek ini akan dikembangkan secara bertahap hingga 2030. Fokus utama pembangunan adalah menciptakan kawasan wisata hijau yang memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Untuk memastikan kesesuaian proyek dengan perencanaan yang telah dijelaskan, para ulama turut melakukan tinjauan langsung ke lokasi tanah PSN. Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan masyarakat memperoleh informasi yang akurat dan tidak mudah terpengaruh isu-isu yang belum terverifikasi.
KEYWORD :PIK 2 Ulama Banten Gus Rofi