
Tangkapan layar video penganiayaan Kenzaha Walewangko.
Jakarta, Jurnas.com - Aparat Kepolisian diminta untuk bergerak cepat dan mengedepankan profesionalisme serta asas keadilan dalam menangani kasus pengeroyokan berujung kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzaha Walewangko (22).
Ketua Ikatan Alumni (IKA) Fisipol UKI Marlen Sitompul menegaskan, kepolisian harus segera menangkap seluruh pelaku pengeroyokan yang menyebabkan kematian korban. Tindakan kekerasan yang menghilangkan nyawa seseorang tidak dapat ditoleransi.
“Aparat kepolisian harus segera menangkap para pelaku pengeroyokan yang menewaskan mahasiswa Fisipol. Ini adalah negara hukum, dan hukum harus ditegakkan seadil-adilnya,” tegasnya saat dikonfirmasi, Jumat (7/3).
Marlen merespons beredarnya video kejadian yang seharusnya mempermudah pihak kepolisian dalam mengidentifikasi dan menangkap para pelaku.
Selain menuntut tindakan dari kepolisian, IKA Fisipol UKI juga meminta pihak Rektorat UKI untuk secara proaktif membantu penanganan kasus ini dan tidak hanya menunggu proses dari kepolisian.
Rektorat, dilanjutkan Marlen, harus mengambil langkah tegas terhadap mahasiswa yang terlibat dalam pengeroyokan, termasuk memberikan sanksi berat seperti pemecatan atau drop out (DO).
“Rektorat harus tegas dalam menindak mahasiswa yang terlibat. Mereka yang terbukti melakukan pengeroyokan harus dikeluarkan,” tegasnya.
IKA Fisipol UKI juga meminta Yayasan UKI dan pihak Rektorat untuk mengevaluasi sistem keamanan kampus, mengingat insiden pengeroyokan yang terjadi di lingkungan kampus menunjukkan adanya kelalaian dalam pengamanan.
“Pengamanan kampus seolah tidak berfungsi dan abai terhadap tindakan kriminal ini. Kejadian ini tidak bisa dianggap sepele karena telah menyebabkan kehilangan nyawa seorang mahasiswa,” demikian kata Marlen Sitompul.
Sementara itu, sebagai bentuk solidaritas atas kematian Kenzaha Walewangko, sejumlah mahasiswa dan mahasiswi Fisipol UKI menggelar aksi tabur bunga di kawasan Kampus UKI Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis, 6 Maret, malam.
Aksi ini diiringi dengan penyalaan lilin serta pemasangan spanduk bertuliskan “Rest In Peace.”
“Kami melakukan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap korban yang merupakan teman satu angkatan kami,” ujar salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.
Mahasiswa tersebut juga mendesak kepolisian untuk segera mengusut kasus ini dan mengungkap siapa saja yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut. Aksi tabur bunga mendapat pengawalan dari petugas keamanan kampus.
Kasus ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Masyarakat, khususnya civitas akademika UKI, menanti langkah tegas dari pihak berwenang untuk mengungkap fakta dan memberikan keadilan bagi korban.
KEYWORD :
Mahasiswa IKA Fisipol UKI Marlen Sitompul penganiayaan Universitas Kristen Indonesia