
Sekjen DPP PKS, Aboe Bakar Alhabsyi. (Foto: Humas PKS)
Jakarta, Jurnas.com – Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Al Habsyi mengapresiasi keberhasilan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dalam mengungkap peredaran narkoba skala besar dalam dua bulan pertama tahun ini, yang nilainya sekitar Rp2,72 triliun (sekitar US$166 juta).
Menurut dia, prestasi ini menunjukkan keseriusan Polri dalam memberantas kejahatan narkotika yang semakin canggih, termasuk yang menggunakan transaksi digital.
"Kita patut memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bareskrim Polri yang kembali menunjukkan kinerja terbaiknya dalam memerangi peredaran narkoba di Tanah Air," kata pria yang akrab disapa Habib Aboe dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/3).
Politikus PKS ini juga menyoroti, kejahatan narkotika kini semakin kompleks dengan maraknya transaksi digital dan penggunaan teknologi enkripsi dalam perdagangan gelap narkoba.
Dia mengingatkan bahwa sindikat narkoba kini banyak beralih ke metode pembayaran kripto serta beroperasi di platform online yang sulit dilacak.
"Kita tahu bahwa perdagangan narkoba tidak lagi hanya mengandalkan transaksi tunai, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital, termasuk cryptocurrency. Ini menjadi tantangan besar bagi aparat dalam menelusuri aliran dana dan menangkap para pelaku," ujar Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu lagi.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse dan Criminal (Ka. Bareskrim) Polri, Komjen Polisi Wahyu Widada mengungkapkan kalau pihaknya telah menyita sebanyak 4,171 ton narkoba dengan nilai sekitar Rp2,72 triliun (sekitar US$166 juta), dalam operasi pemberantasan nasional selama dua bulan pertama tahun ini, dalam operasi yang berlangsung dari Januari hingga 27 Februari 2025, juga telah berhasil menangkap 9.586 tersangka serta mengungkap hampir 6.900 kasus terkait narkoba.
Narkoba yang disita meliputi 1,28 ton sabu, 346.959 butir ekstasi, 493 kilogram ganja, 3,4 kilogram kokain, 1,6 ton tembakau sintetis, dan lebih dari dua juta pil terlarang lainnya.
Selain itu, polisi juga berhasil membongkar beberapa jaringan penyelundupan internasional, termasuk yang terkait dengan Freddy Pratama, salah satu bandar narkoba paling dicari di Asia Tenggara. Empat warga negara asing ditangkap dalam kasus ini, dengan barang bukti berupa 35 kilogram sabu dan lebih dari 1.000 butir ekstasi.
Para pelaku menggunakan berbagai metode penyelundupan, kata Wahyu, termasuk jalur darat dari Sumatra ke Jawa, pengiriman laut dari kawasan Segitiga Emas dan Bulan Sabit Emas, serta layanan kurir resmi. Beberapa sindikat bahkan mengoperasikan laboratorium narkoba tersembunyi di dalam hunian mewah dengan keamanan tinggi.
"Kami melihat teknik penyelundupan yang semakin canggih, termasuk penggunaan pengiriman kargo dan jalur maritim," kata Komjen Pol Wahyu seraya menambahkan bahwa pihaknya juga menyita aset terkait pencucian uang dari bisnis narkoba senilai Rp853 juta (sekitar US$52.000).
Melanjutkan pernyataannya, Habib Aboe yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Dewan Kehormatan (MKD) DPR RI itu mengatakan, prestasi ini merupakan bukti nyata dedikasi dan komitmen kuat Bareskrim dalam melindungi masyarakat dari bahaya narkoba.
Karena itu, ia menilai pengungkapan dan penyitaan ini sebagai prestasi luar biasa yang dilakukan jajaran Kepolisian.
"Tentunya, kita mendukung upaya aparat penegak hukum dalam memerangi peredaran narkoba di Indonesia. Deretan pristasi kepolisian ini sebagai bukti, keseriusan jajaran Polri," pungkas Legislator PKS dari Dapil Kalimantan Selatan (Kalsel) I itu.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi III PKS Aboe Bakar Alhabsyi Polri Bareskrim narkoba