Rabu, 12/03/2025 21:03 WIB

Hari Ini dalam Sejarah, 12 Maret Soeharto Jadi Pejabat Presiden Indonesia

Hari ini dalam sejarah. 58 tahun yang lalu, tepatnya pada 12 Maret 1967, Indonesia mencatatkan babak baru dalam sejarah politiknya. Jenderal Soeharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia

Ilustrasi - Soeharto Jadi Pejabat Presiden Indonesia (Foto: Historia)

Jakarta, Jurnas.com - Hari ini dalam sejarah. 58 tahun yang lalu, tepatnya pada 12 Maret 1967, Indonesia mencatatkan babak baru dalam sejarah politiknya. Jenderal Soeharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia, menggantikan posisi Soekarno yang telah memimpin negara selama lebih dari dua dekade.

Pelantikan Soeharto ini menjadi tonggak berdirinya Orde Baru, sebuah era yang penuh dengan kontroversi dan perubahan besar dalam perjalanan bangsa. Lantas bagaimana sejarah dan latar belakang pelantikan Soeharto jadi Pejabat Presiden Republik Indonesia? Berikut ini ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.

Latar Belakang Soeharto jadi Pejabat Presiden RI: Keputusan MPRS dan Supersemar

Penunjukan Soeharto tidak terlepas dari ketegangan politik pasca peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang mengguncang Indonesia pada tahun 1965. Setelah G30S, negara mengalami ketidakstabilan yang memicu terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 11 Maret 1966. Dokumen ini memberikan mandat kepada Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), untuk mengambil langkah-langkah pengamanan guna menstabilkan negara.

Meskipun isi Supersemar hingga kini masih menjadi misteri, perintah yang terkandung di dalamnya memegang peranan penting dalam mempercepat jatuhnya Soekarno dan naiknya Soeharto ke pucuk pimpinan. Dengan ditandatanganinya Supersemar, Soeharto mulai mengkonsolidasikan kekuasaan dengan membubarkan PKI, menangkap sejumlah menteri, dan mengendalikan struktur militer Indonesia.

Soeharto: Dari Pejabat Presiden ke Presiden RI

12 Maret 1967, Soeharto disumpah sebagai Pejabat Presiden oleh MPRS, melalui Keputusan TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967. Pelantikan ini tidak hanya menggantikan posisi Soekarno, tetapi juga membuka jalan bagi Soeharto untuk menguasai pemerintahan. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968, MPRS mengukuhkan Soeharto secara resmi sebagai Presiden RI, setelah melalui sidang istimewa yang menandai dimulainya era Orde Baru.

Sebagai pemimpin militer, Soeharto memperkenalkan kebijakan yang memusatkan kekuasaan pada dirinya. Melalui Partai Golkar, ia mengendalikan parlemen, sementara militer berada di bawah kendalinya, memperkuat dominasi politik yang sangat terpusat. Pengaruhnya yang kuat di berbagai sektor negara menjadikannya sebagai penguasa tak terbantahkan selama lebih dari tiga dekade.

Era Orde Baru: Keberhasilan dan Kontroversi

Di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia mengalami transformasi ekonomi yang pesat. Pada awalnya, Orde Baru membawa stabilitas ekonomi dan peningkatan pembangunan yang cukup signifikan. Namun, seiring berjalannya waktu, rezim ini juga mendapat kritik tajam, terutama terkait dengan praktik korupsi yang merajalela, pelanggaran hak asasi manusia, dan pembatasan kebebasan politik.

Soeharto menjadi simbol dari sebuah pemerintahan yang otoriter, yang menggunakan militer dan kontrol ketat untuk mempertahankan kekuasaannya. Di balik keberhasilan ekonominya, Soeharto juga menghadapi berbagai protes besar, termasuk dari mahasiswa yang menuntut reformasi.

Pada 1998, Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang parah, yang disertai dengan gelombang protes besar-besaran. Demonstrasi mahasiswa dan rakyat yang menuntut reformasi akhirnya memaksa Soeharto untuk mundur setelah 32 tahun berkuasa. Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri, dan posisi Presiden diambil alih oleh Wakil Presiden BJ Habibie.

Kejatuhan Soeharto menandai berakhirnya era Orde Baru dan membuka jalan bagi periode reformasi yang membawa perubahan besar dalam politik Indonesia.

Soeharto memang menjadi tokoh penting dalam sejarah Indonesia, namun juga merupakan simbol dari rezim yang sangat terpusat, penuh tekanan politik, dan penuh dengan kontroversi. Hingga saat ini, pemerintahan Orde Baru yang dipimpinnya masih menjadi bahan diskusi dan studi bagi banyak kalangan.

Jadi, 12 Maret 1967 tidak hanya mengingatkan kita pada peralihan kekuasaan yang dramatis, tetapi juga menandai dimulainya sebuah era yang sangat berpengaruh dalam sejarah politik Indonesia. Era yang membawa perubahan, tantangan, dan kontroversi yang masih relevan untuk dipahami hingga hari ini. (*)

KEYWORD :

Sejarah 12 Maret Soeharto Pejabat Presiden Indonesia Orde Baru




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :