
Menteri Agama Nasaruddin Umar. Foto: kemenag/jurnas
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan tidak terlalu berambisi untuk menambah kuota peserta ibadah haji tahun 2025. Penambahan kuota haji berpotensi terjadinya penyimpangan.
"Kami memang, saya tidak terlalu berambisi untuk menambah kuota haji. Karena kalau menambah kuota haji ini membuka peluang untuk terjadinya penyimpangan," kata Nasruddin Umar kepada wartawan di gedung ACLC KPK, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu, 12 Maret 2025.
Dia mengaku sudah belajar dari sejumlah negara dalam proses pengelolaan ibadah haji. Nasaruddin bilang penambahan fasilitas dan petugas pasti harus dilakukan ketika kuota jamaah dinaikkan.
"Tiba-tiba kita akan tambah misalnya 20 ribu, mau taruh kasur di mana gitu kan, akhirnya kalau ditambah," tegasnya.
"Ya itulah kadang-kadang menyerbu kemahnya orang, menyerbu makanannya orang," sambung Nasaruddin.
Kuasa Hukum Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sebut Dakwaan KPK Bertentangan dengan Fakta Hukum
Kemenag saat ini lebih fokus pada penambahan pendampingan calon jemaah haji. Menurutnya, kebutuhan ini lebih mendesak supaya para peserta bisa terlayani dengan baik ketika berada di Tanah Suci.
"Nah, jadi saya kira yang kita akan pentingkan di sini adalah penambahan pendampingan, Karena kalau pendampingannya itu kan lebih banyak artinya jamah haji kita Itu akan terlayani dengan baik," ujarnya.
KPK Geledah Kantor BJB di Bandung
Adapun Indonesia saat ini mendapat 221 ribu kuota haji untuk 2025. Rinciannya, 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
Sementara untuk kuota petugas haji 2025 hanya 2.210 orang. Kuota ini turun dibandingkan 2024 lalu yang mencapai 4.200 orang.
KEYWORD :Menteri Agama Kuota Haji KPK Ibadah Haji