
Pelaku pembunuhan ibu dan anak dalam toren. (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com- Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengungkap motif kasus pembunuhan ibu dan anak yang jasadnya dimasukan ke dalam toren dirumahnya. Korban, Ibu dan anak itu diketahui berinisial TSL (59) dan ES (35) warga Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.
Pelaku berinisial FI ditangkap di kampung halamannya daerah Banyumas, Jawa Tengah, pada 9 Maret 2025 malam.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi didampingi Kasat Reskrim AKBP Arfan Zulkan Sipayung menjelaskan, korban dikenal oleh warga sekitar sangat dermawan karena sering meminjamkan uang. Pelaku merupakan salah satu pelanggan rutin meminjam uang kepada korban untuk kebutuhan sehari-hari.
“Pelaku meminjam uang itu dari tahun 2021 sampai tahun 2025. Pelaku berjanji setiap meminjam pelunasannya secara dicicil,” kata Kombes Twedi, Kamis (13/3/2025).
Kapolres mengatakan, sebelum kejadian pembunuhan, pelaku bercerita punya kenalan yang secara spiritual salah satunya bisa menggandakan uang. Selain itu, pelaku juga bisa mencarikan anak pertama korban jodoh dengan ritual yang harus dijalankan.
“Untuk meyakinkan korbannya, pelaku menggunakan dua nomor telepon berbeda. Ia klaim sebagai kontak para dukun tersebut mengaku sebagai KRIS MARTOYO (dukun pengganda uang) dan Kakang (dukun Pencari Jodoh),” ujarnya.
Pada Februari 2025, pelaku menunjukkan sejumlah uang kepada korban untuk digandakan sebagai bagian dari ritual. Pada 1 Maret 2025, korban dan pelaku sepakat melakukan ritual spiritual di rumah korban sekira pukul 12.00 WIB.
“Korban kedua, ESW, sudah bersiap melakukan ritual di kamar mandi menggunakan sarung, sementara korban pertama berada di ruang utama dengan uang yang akan digandakan,” kata Twedi.
“Komunikasi antara korban dan ‘dukun’ dilakukan melalui telepon, namun pada saat pelaksanaan ritual korban tidak sabar karena proses yang lama dan tidak membuahkan hasil, sehingga korban TSL als Enci mencaci maki tersangka dengan kata-kata kasar,” ungkapnya.
Merasa tersinggung, kata Twedi, pelaku kalap dan memukul kepala korban pertama dengan batang besi sebanyak dua kali. Tidak berhenti di situ, pelaku menindih dan mencekik korban hingga dipastikan meninggal dunia dengan melilitkan tali rafia dilehernya.
“Setelah membunuh korban pertama, pelaku membersihkan darah yang berceceran dan berusaha menenangkan diri dengan merokok selama 15 menit di depan rumah,” ungkapnya.
“Kemudian pelaku masuk ke kamar mandi dan menyerang korban kedua, ESW dengan memukul kepalanya menggunakan besi yang dipakai untuk membunuh TSL als Enci ,” sambungnya.
Kapolres menyebut, korban sempat berteriak minta tolong sebelum akhirnya kembali dipukul dan dicekik hingga tewas.
“Setelah kedua korban meninggal, pelaku memasukkan jasad mereka ke dalam tendon air di bawah kulkas, kemudian membersihkan sisa darah di lokasi kejadian,” terangnya.
Untuk menghilangkan jejak, lanjut Twedi, pelaku mematikan lampu rumah dan berpura-pura menjadi tukang listrik ketika bertemu pelapor, Roni Effendy, yang merupakan adik korban kedua.
KEYWORD :
Jakarta Barat motif ibu dan anak toren air