
Ilustrasi Pangeran Antasari Ditetapkan sebagai Pemimpin Agama dalam Perang Banjar (Foto: Tirto)
Jakarta, Jurnas.com - Hari ini, Indonesia mengenang beberapa peristiwa sejarah penting yang terjadi pada tanggal 14 Maret. Dari pertempuran sengit dalam Perang Banjar yang menandai semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda, hingga lahirnya Persib Bandung sebagai simbol nasionalisme dalam dunia olahraga, 14 Maret menyimpan banyak cerita yang layak dicermati. Berikut ini adalah ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
1862 - Pangeran Antasari Ditetapkan sebagai Pemimpin Agama dalam Perang Banjar
Pada 14 Maret 1862, perlawanan rakyat Banjar terhadap penjajahan Belanda mencapai momentum penting ketika Pangeran Antasari diangkat oleh kepala suku Dayak sebagai pemimpin agama dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Penobatan ini bukan hanya sebuah simbol keagamaan, tetapi juga tak terpisahkan dari perjuangan panjang dalam Perang Banjar yang berlangsung sejak 1859.
Perang Banjar, yang dikenal juga sebagai Perang Kalimantan Selatan, menjadi salah satu perlawanan terbesar dan terlama dalam sejarah Nusantara, berlanjut selama hampir 50 tahun hingga 1906. Dimulai dengan ketegangan antara Kesultanan Banjar dan Belanda, perang ini dibagi dalam dua fase: perlawanan ofensif (1859–1863) dan perlawanan defensif (1863–1906).
Pangeran Antasari, bersama dengan Pangeran Hidayatullah, memimpin gerakan rakyat Banjar dan Dayak dengan strategi perang gerilya yang melibatkan pembangunan benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan Kalimantan Selatan. Benteng seperti Gunung Sulit, Guyu, dan Takko menjadi simbol ketahanan rakyat Banjar dalam menghadapi agresi kolonial.
1933 - Persib Bandung Lahir Sebagai Bentuk Perlawanan dalam Dunia Olahraga
Tanggal 14 Maret 1933, menjadi titik penting dalam dunia olahraga Indonesia dengan berdirinya Persib Bandung. Klub sepak bola yang hingga kini menjadi kebanggaan masyarakat Bandung hingga Jawa Barat ini awalnya terbentuk dari fusi dua klub, yaitu Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pendiriannya menjadi salah satu bentuk perlawanan terhadap dominasi klub-klub sepak bola bentukan Belanda, yang secara sosial dan politik dianggap sebagai bagian dari penjajahan.
Persib sendiri, meski dibentuk pada 1933, memiliki akar sejarah yang lebih dalam. Bermula dari Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) yang didirikan pada 5 Januari 1919, Persib bukan hanya sebuah klub, tetapi juga menjadi simbol perjuangan nasionalisme. BIVB adalah hasil fusi dari 13 klub pribumi yang ingin memperjuangkan hak-hak mereka dalam dunia sepak bola yang dikuasai oleh kolonial. Keberadaan klub-klub pribumi ini menunjukkan tekad untuk melawan diskriminasi dalam olahraga.
Sebagai salah satu pendiri PSSI, Persib terus memainkan peran penting dalam perkembangan sepak bola Indonesia, hingga kini dikenal sebagai klub dengan basis penggemar terbesar, Bobotoh, serta stabilitas keuangan yang kuat.
Namun, yang menarik perhatian belakangan ini adalah perubahan yang terjadi pada perayaan hari jadi klub ini. Meskipun selama bertahun-tahun 14 Maret dianggap sebagai hari lahir Persib, hasil riset yang diumumkan pada akhir 2023 mengungkapkan fakta baru.
Setelah melakukan kajian mendalam, tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Kunto Sofianto, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, menemukan bahwa sebenarnya hari jadi Persib adalah 5 Januari 1919, tanggal ketika BIVB didirikan. Keputusan ini muncul setelah memperhatikan bukti-bukti sejarah yang kuat dan terkait langsung dengan peran BIVB dalam pendirian PSSI pada 1930.
Meskipun demikian, tanggal 14 Maret 1933 tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Persib, karena itulah tanggal ketika PSIB dan NVB melakukan fusi dan mengambil nama Persib. Kini, dengan perubahan hari jadi menjadi 5 Januari, Persib berkomitmen untuk lebih mendalami akar sejarahnya dan merayakan setiap tahunnya dengan lebih memperhatikan aspek-aspek nasionalisme dan perjuangan yang tercermin dalam klub ini.
2009 - Tragedi Pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen
Tanggal 14 Maret 2009, juga mengingatkan kita pada tragedi pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, direktur PT Putera Rajawali Banjaran. Nasrudin ditembak saat berada di Puri Golf, Bogor, dan meninggal keesokan harinya. Kasus ini mengguncang Indonesia, terutama setelah terungkap bahwa pembunuhan tersebut melibatkan mantan Ketua KPK, Antasari Azhar.
Pembunuhan Nasrudin, yang diduga berkaitan dengan urusan bisnis dan dunia korupsi, mengundang perhatian besar publik. Kasus ini menyoroti tidak hanya masalah pribadi tetapi juga dinamika kekuasaan dan korupsi di Indonesia pada saat itu.
2020 - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Terpapar COVID-19
Pada 14 Maret 2020, Indonesia menerima kabar mengejutkan ketika Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menjadi pejabat pertama yang terkonfirmasi positif COVID-19. Budi Karya yang dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo ini, harus menjalani perawatan setelah dinyatakan terinfeksi virus yang telah melanda dunia.
Kasus ini menandai babak baru dalam pandemi COVID-19 di Indonesia, yang sejak saat itu terus berkembang. Kabar ini juga menambah kecemasan masyarakat tentang seberapa besar dampak virus ini terhadap pejabat negara dan pentingnya penerapan protokol kesehatan di seluruh sektor.
Itulah beberapa peristiwa sejarah yang terjadi pada 14 Maret di Indonesia. Semoga bermanfaat, menambah wawasan. (*)
KEYWORD :Peristiwa 14 Maret Sejarah Indonesia Peristiwa Sejarah Perang Banjar