
Ilustrasi worm moon atau bulan purnama Maret (Foto: Pexels/Александр Максин)
Jakarta, Jurnas.com - Bulan purnama Maret atau worm moon, gerhana bulan, serta fenomena astronomi lainnya sering kali menjadi topik pembicaraan yang menarik, tak hanya karena keindahan langit malamnya, tetapi juga karena dampaknya terhadap kondisi bumi, terutama terkait dengan pasang surut air laut.
Fenomena alam yang menggabungkan Bulan Purnama Maret, Gerhana Bulan, dan Bulan Perigee diprediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) akan membawa dampak besar bagi kawasan pesisir Indonesia pada pertengahan dan akhir Maret 2025. Salah satu dampak signifikan yang perlu diwaspadai adalah banjir rob, yang berpotensi menggenangi daerah pesisir dari Sumatera hingga Maluku.
Lantas, apa hubungan antara fenomena astronomi ini dan banjir rob? Berikut penjelasan lengkapnya yang dikutip dari berbagai sumber.
Apa Itu Worm Moon atau Bulan Purnama Maret?
Worm Moon adalah bulan purnama yang terjadi di bulan Maret. Nama ini berasal dari tradisi masyarakat asli Amerika yang melihat bulan purnama ini sebagai tanda datangnya musim semi, ketika tanah yang membeku mulai mencair, dan cacing tanah mulai muncul ke permukaan.
Fenomena ini menandakan transisi dari musim dingin ke musim semi, yang juga sering dianggap sebagai tanda kehidupan baru bagi tanaman. Worm Moon terjadi setiap tahun, namun fenomena bulan perigee yang bersamaan dengan bulan purnama inilah yang membuatnya menarik dan dapat berpotensi memicu banjir rob.
Gerhana Bulan dan Kenaikan Air Laut
Gerhana bulan total, yang terjadi ketika posisi bumi berada di antara matahari dan bulan, menyebabkan bayangan bumi menutupi bulan. Fenomena ini juga memberikan dampak pada pasang surut air laut. Saat gerhana bulan terjadi, posisi bumi, matahari, dan bulan yang sejajar ini memperkuat gaya gravitasi gabungan antara bulan dan matahari terhadap bumi, yang berpengaruh pada ketinggian permukaan air laut.
Hal ini menyebabkan fenomena pasang maksimum, yang berarti air laut akan lebih tinggi dari biasanya, dan berpotensi mengakibatkan banjir rob. Peningkatan pasang air laut ini tidak hanya terkait dengan gerhana bulan itu sendiri, tetapi juga dengan fase bulan purnama dan fase bulan perigee.
Sederet Fakta tentang Gerhana Bulan Total Langka, di Negara Mana Fenomena Ini Bisa Terlihat?
Apa Itu Pasang Maksimum dan Perigee?
Pasang maksimum adalah fenomena ketika permukaan air laut mencapai titik tertinggi selama periode tertentu. Fenomena ini biasanya terjadi selama bulan purnama dan bulan baru. Pada saat itu, gravitasi bulan dan matahari bekerja sama untuk menarik air laut lebih kuat, mengakibatkan pasang naik yang lebih tinggi.
Selain itu, bulan juga memiliki titik terdekatnya dengan bumi yang disebut perigee. Ketika bulan berada pada titik ini, gravitasi bulan menjadi lebih kuat, memperbesar efek pasang maksimum. Ketika bulan purnama bertepatan dengan perigee, efek gabungan dari keduanya dikenal dengan sebutan perigean spring tide, yang menyebabkan pasang air laut lebih tinggi dari biasanya.
Dampak Banjir Rob di Indonesia
BMKG telah memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob akibat fenomena tersebut, seperti dikutip dari Antara. Wilayah pesisir yang diprediksi akan mengalami dampak terparah meliputi sebagian besar pesisir Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Maluku. Beberapa daerah yang perlu diwaspadai di antaranya ialah Pesisir Sumatra yang meliputi Belawan, Batam, Dabo Singkep, Tanjung Pinang, Padang, Pariaman, hingga Painan.
Kemudian, Pesisir Jawa yang meliputi Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Cirebon, Semarang, dan lainnya. Pesisir Kalimantan meliputi Balikpapan, Pontianak, dan Kotabaru. Serta Pesisir Maluku: Ambon, Saumlaki, Aru, Seram Timur, hingga Maluku Utara.
Fenomena ini, yang sering kali disebut banjir rob atau banjir pesisir, terjadi ketika air laut meluap dan menggenangi daratan rendah yang berada di sepanjang garis pantai. Ini menjadi masalah serius, terutama bagi kota-kota pesisir yang sudah menghadapi tantangan lain, seperti kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim.
Mengapa Gerhana Bulan Dapat Memicu Banjir Rob?
Sementara gerhana bulan tidak secara langsung menyebabkan banjir rob, fenomena pasang maksimum yang sering menyertainya adalah penyebab utamanya. Saat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar, gaya tarik gravitasi gabungan antara Matahari dan Bulan akan memperbesar pasang surut air laut. Ditambah dengan bulan perigee, pasang air laut bisa mencapai titik yang lebih tinggi, meningkatkan risiko banjir rob, terutama di kawasan pesisir yang sudah rentan terhadap perubahan cuaca dan kenaikan permukaan air laut. (*)
KEYWORD :Worm Moon Bulan Purnama Gerhana Bulan Banjir Rob