
Ilustrasi pembubaran Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dalam Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Indonesia (KLB PSSI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu 17 Maret 2013 (Foto: Elsinta).
Jakarta, Jurnas.com - Tanggal 17 Maret mencatatkan sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Dari diplomasi politik hingga gejolak dunia olahraga, hari ini menjadi saksi bisu, mengukir jejak-jejak tak terlupakan di tanah air.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa sejarah yang terjadi pada 17 Maret di Indonesia, dimulai dari abad ke-18 hingga masa kini, yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Perjanjian Salatiga (1757)
Pada 17 Maret 1757, peristiwa penting terjadi di kota Salatiga, Jawa Tengah. Perjanjian Salatiga ditandatangani sebagai solusi damai dari peperangan panjang yang telah berlangsung di Pulau Jawa. Perjanjian ini mengakhiri konflik yang melibatkan Pangeran Sambernyawa, Pakubuwana III, Hamengkubuwana I, dan VOC, serta membagi wilayah Mataram menjadi tiga bagian.
Pangeran Sambernyawa, yang merasa dikhianati oleh pengangkatan Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwana I, terus melakukan perlawanan terhadap VOC, Pakubuwana III, dan Hamengkubuwana I. Dengan perjanjian ini, Sambernyawa diberikan wilayah yang meliputi Kabupaten Wonogiri dan Karanganyar, serta menguasai Kadipaten Mangkunegaran dengan gelar Adipati Mangkunegaran I.
Namun, meskipun mendapatkan wilayah, Sambernyawa tidak diperkenankan menggunakan gelar susuhunan atau sultan. Ini menjadi simbol dari kompromi politik pada masa itu, yang memperlihatkan bagaimana kekuasaan dan wilayah dibagi demi menghindari lebih banyak pertumpahan darah.
2. Pendudukan Sumatera Barat oleh Jepang (1942)
Pada 17 Maret 1942, Jepang berhasil memasuki Kota Padang, Sumatera Barat. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah Sumatera Barat beralih tangan dari Belanda ke Jepang. Pendudukan ini menjadi bagian dari ekspansi besar Jepang di seluruh Indonesia.
Tercatat bahwa Soekarno, yang saat itu berada di Sumatera Barat, memanfaatkan masa ini untuk memperkuat pergerakan kemerdekaan. Pada periode pendudukan Jepang, terbentuklah organisasi seperti Giyugun yang dipimpin oleh Chatib Sulaiman, yang kelak menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendudukan Jepang di Sumatera Barat berlangsung hingga 17 Agustus 1945, berakhir dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. Letusan Dahsyat Gunung Agung di Bali (1963)
17 Maret 1963 menandai salah satu tragedi alam terbesar di Bali, yaitu letusan Gunung Agung. Gunung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, ini meletus dengan sangat dahsyat, memuntahkan gas, abu, dan batuan vulkanik yang menghancurkan desa-desa di sekitar kaki gunung.
Letusan ini menyebabkan ribuan korban jiwa, dengan lebih dari 1.500 orang meninggal dunia. Selain itu, dampak dari letusan ini juga memengaruhi suhu bumi, menurunkan suhu global sekitar 0,4 derajat Celsius, dan abunya terangkat hingga mencapai atmosfer atas, bahkan sampai ke lapisan es Greenland. Bencana ini menandai letusan vulkanik paling mematikan kedua di abad ke-20.
4. Pembubaran KPSI (2013)
Pada 17 Maret 2013, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta menghasilkan keputusan yang cukup kontroversial, pembubaran Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). KPSI, pada waktu itu dipimpin oleh La Nyalla Mattalitti.
Meski KPSI dibubarkan, upaya reformasi sepak bola Indonesia terus berlanjut dengan adanya perbaikan yang dilakukan oleh PSSI. Keputusan ini merupakan langkah menuju pemulihan dunia sepak bola tanah air.
5. Kelahiran Cendekiawan Nurcholish Madjid (1939)
Tanggal 17 Maret 1939, lahir seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam pemikiran Islam di Indonesia, Prof. Dr. Nurcholish Madjid. Lebih dikenal dengan nama Cak Nur, ia adalah seorang cendekiawan dan budayawan yang dikenal karena gagasannya tentang sekularisasi dan pluralisme. Cak Nur menjadi salah satu pemikir yang mendalam tentang hubungan antara agama dan negara di Indonesia, serta memainkan peran penting dalam perkembangan pemikiran moderat di kalangan intelektual Muslim Indonesia.
Nurcholish Madjid juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjadi Rektor Universitas Paramadina. Hingga akhir hayatnya pada 2005, ia tetap dihormati sebagai pemikir besar yang banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan intelektual dan sosial di Indonesia.
KEYWORD :Peristiwa 17 Maret Sejarah Indonesia Peristiwa Sejarah Pembubaran KPSI