
Ilustrasi Menjaga kesehatan ginjal (Foto: CNN)
Jakarta, Jurnas.com - Ginjal merupakan organ vital yang berperan menyaring limbah dan kelebihan cairan dalam tubuh. Namun, perubahan pola ativitas dan pola konsumsi selama bulan Ramadan, ginjal bisa menghadapi tantangan lebih besar, terlebih jika asupan cairan tidak tercukupi. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal menjadi penting agar ibadah puasa berjalan lancar.
Dokter umum RSUD Bandung Kiwari, dr. Noor Jannah Santikawati, menekankan pentingnya mencukupi asupan cairan untuk menjaga kesehatan ginjal saat puasa, seperti dikutip dari RRI. Salah satu cara mudah adalah dengan mengikuti pola 2-4-2: 2 gelas saat berbuka, 4 gelas setelah berbuka hingga sahur, dan 2 gelas saat sahur.
Selain itu, dr. Noor menyarankan kebiasaan baik lainnya, seperti minum satu gelas air putih saat bangun tidur dan satu gelas lagi setelah sahur. Dengan total 6-8 gelas cairan per hari, ginjal akan tetap terjaga dan berfungsi optimal, termasuk saat berpuasa. Sehingga kerusakan ginjal dapat terhindari.
Sementara itu, dikutip dari PWMU, Dr. Achmad Rifai SpPD-KGH-FINASM, spesialis ginjal, menjelaskan bahwa gaya hidup tidak sehat berperan besar dalam kerusakan ginjal. Kebiasaan seperti konsumsi garam berlebihan, obesitas, dan stres dapat memperburuk kondisi ginjal, selain tekanan darah dan gula darah yang tidak terkontrol.
Ia menekankan pentingnya untuk menghindari minuman kemasan dengan kadar natrium dan glukosa tinggi yang dapat merusak ginjal. Dr. Rifai juga menyarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan berserat dan protein, serta berolahraga secara rutin untuk mendukung kesehatan ginjal.
4 Amalan yang Dianjurkan Selama Lailatul Qadar
Ia juga menjelaskan bahwa di Indonesia, penyebab utama gagal ginjal adalah hipertensi, disusul oleh diabetes. Penyakit ini dapat berkembang jika tekanan darah dan kadar gula darah tidak terkontrol, serta jika gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi garam berlebihan dan kurang olahraga.
Mengenai kerusakan ginjal, dr. Rifai memaparkan bahwa gagal ginjal akut berbeda dengan kronis karena ginjal bisa pulih setelah penanganan yang tepat, misalnya dalam kasus kekurangan cairan atau dehidrasi akibat diare. Namun, pada gagal ginjal kronis, meski sudah mendapat perawatan, ginjal tidak dapat pulih sepenuhnya.
Sebagai penutup, dr. Rifai mengingatkan bahwa kebiasaan sehat hari ini adalah investasi untuk kesehatan kita di 5-10 tahun masa mendatang. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal sejak dini merupakan langkah bijak untuk memastikan tubuh tetap sehat.
Dengan demikian, menjaga kesehatan ginjal dengan pola hidup sehat tidak hanya penting untuk menjalani rutinitas ibadah puasa Ramadan, tetapi juga untuk kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.
KEYWORD :Kesehatan Ginjal Puasa Ramadan Bulan Puasa