
Gambar gerhana matahari sebagian atau Partial Solar Eclipse (Foto: NASA)
Jakarta, Jurnas.com - Pada 29 Maret 2025, langit akan menyajikan sebuah fenomena gerhana yang kedua di bulan Ramadan tahun ini, yaitu Gerhana Matahari Sebagian atau Partial Solar Eclipse. Fenomena ini akan terjadi beberapa hari menjelang Idulfitri, menyusul Gerhana Bulan Total pada 14 Maret 2025.
Walaupun fenomena astronomi ini tidak akan terlihat secara langsung di Indonesia, gerhana matahari sebagian tetap menjadi momen yang menakjubkan dan penuh makna, terutama bagi umat Islam.
Mengutip laman NASA, Gerhana Matahari Sebagian terjadi ketika posisi Bulan tidak sepenuhnya sejajar dengan garis antara Matahari dan Bumi. Akibatnya, Bulan hanya menutupi sebagian dari Matahari, menciptakan efek visual yang menyerupai ‘kue yang digigit’. Fenomena ini terjadi saat Bulan melintas di depan Matahari, tetapi tidak cukup untuk menutupi seluruhnya.
Bagi umat Islam, gerhana matahari merupakan salah satu momen untuk mengingat akan kebesaran Allah SWT serta momen untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Rasulullah SAW telah mengajarkan umatnya untuk melakukan beberapa amalan, salah satunya adalah Shalat Gerhana Matahari (Kusuf al-Syams). Shalat ini bisa dilakukan secara sendirian atau berjamaah, baik di rumah maupun masjid.
Berikut adalah amalan yang dianjurkan saat terjadi gerhana matahari yang dinukil dari Habib Zain dalam kitab Taqriratus Sadidah fil Masailil Mufidah (2003, h. 348), seperti dikutip dari laman Nahdlatul Ulama.
-
Mandi Sunnah
Sebelum melaksanakan shalat gerhana, umat Islam disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu. Mandi ini dilakukan dengan niat khusus untuk salat gerhana, seperti yang tercantum dalam hadis. Niat mandi bisa dilafalkan sebagai:
"Nawaitul ghusla lishalâtil kusûfi sunnatan lillâhi ta’âlâ"
Artinya: "Aku niat mandi untuk gerhana matahari sunnah karena Allah Ta’ala." -
Shalat Gerhana
Shalat gerhana dilakukan dua rakaat, dengan bacaan yang dipelankan karena gerhana terjadi di siang hari (nahariyah). Jika dilakukan berjamaah, imam bisa memberikan khutbah setelah shalat, mengingatkan jamaah untuk taubat dan meningkatkan amal kebaikan. -
Doa Gerhana Matahari
Setelah melaksanakan shalat, disunnahkan untuk membaca doa sebagai bentuk pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT. Doa ini diungkapkan setelah salat dan mencakup pujian terhadap Allah. Berikut bacaan doa yang dianjurkan:"Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar."
Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."Selain itu, ada doa yang bisa dilanjutkan:
"Huwallahul-khaliqul-bari`ul-musawwiru lahul-asma`ul-husna, yusabbihu lahu ma fis-samawati wal-ard, wa huwal-`azizul-hakim."
Artinya: "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Dalam persfektif Islam, fenomena gerhana ini lebih dari sekadar peristiwa alamiah. Menurut hadis Rasulullah SAW, gerhana matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah. Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat, dan bersedekahlah." (HR. Bukhari)
Dengan demikian, momen gerhana merupakan waktu yang tepat untuk merenung, berdoa, dan melakukan amal ibadah seperti shalat, sedekah, dan taubat. Itulah informasi mengenai beberapa amalan yang dianjurkan saat terjadi gerhana matahari. Semoga bermanfaat. (*)
KEYWORD :Gerhana Matahari Sebagian Idulfitri Fenomena gerhana Bulan Ramadan