Selasa, 01/04/2025 08:10 WIB

Meski Merugi, Penumpang dan Frekuensi Penerbangan Garuda Naik di 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group meningkat 18,54 persen menjadi 23,67 juta

Penerbangan perdana Garuda Indonesia rute Narita - Denpasar. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Sepanjang tahun 2024, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih pendapatan usaha secara konsolidasi sebesar US$3,42 miliar atau sekitar Rp56,55 triliun.

Angka ini naik 16,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$2,94 miliar atau Rp48,61 triliun.

Namun, maskapai pelat merah ini masih mencatatkan kerugian bersih sebesar US$69,78 juta atau sekitar Rp1,15 triliun (asumsi kurs Rp16.536 per dolar AS) pada 2024

Meski merugi, perusahaan pelat merah ini mencatat peningkatan dalam sejumlah aspek operasional.

Sepanjang 2024, jumlah penumpang Garuda Indonesia Group meningkat 18,54 persen menjadi 23,67 juta, terdiri dari 11,39 juta penumpang Garuda Indonesia (mainbrand) dan 12,28 juta penumpang Citilink.

Sementara itu, frekuensi penerbangan juga naik 12,21 persen menjadi 163.271 penerbangan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 145.500 penerbangan.

Sejalan dengan pertumbuhan operasional ini, Garuda berencana menambah kapasitas produksi dengan menargetkan kepemilikan 100 armada hingga akhir 2025.

Optimalisasi ini dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan aspek tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance), permintaan pasar, kondisi supply chain, dan faktor lainnya.

Hingga kuartal I-2025, Garuda telah mendatangkan dua pesawat Boeing 737-800NG (PK-GUF dan PK-GUG), dan akan menambah dua unit lagi (PK-GUH dan PK-GUI) pada kuartal II-2025, setelah menyelesaikan proses perawatan.

Pendapatan usaha yang meningkat juga ditopang oleh pertumbuhan di berbagai lini bisnis.

Pendapatan penerbangan berjadwal naik 15,32 persen menjadi US$2,7 miliar atau Rp45,31 triliun, didorong oleh peningkatan pendapatan angkutan penumpang sebesar US$2,5 miliar atau Rp42,49 triliun (naik 13,95 persen) dan pendapatan kargo serta dokumen senilai US$164,7 juta atau Rp2,72 triliun (naik 3,07 persen).

Sementara itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal mencapai US$333,7 juta atau Rp5,51 triliun, naik 15,87 persen, terutama karena lonjakan pendapatan angkutan charter hingga 101,06 persen menjadi US$106,27 juta atau Rp1,75 triliun.

KEYWORD :

BUMN Garuda Indonesia penumpang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :