Senin, 07/04/2025 11:49 WIB

Cara Mengusir Tamu dengan Sopan, Salah Satunya Gunakan Bahasa Tubuh

Tidak jarang kedatangan tamu datang di saat yang kurang tepat, seperti ketika kita sedang sibuk, butuh istirahat, atau merasa waktu yang dihabiskan sudah terlalu lama.

Ilustrasi sedang menerima tamu hingga cara mengusir tamu dengan sopan (Foto: Pexels/RDNE Stock Project)

Jakarta, Jurnas.com - Menerima tamu di rumah, seperti menyambut kunjungan tetangga, teman hingga sanak saudara setelah perayaan Idulfitri atau memasuki Syawal, merupakan suatu tindakan yang baik, mengingat hal tersebut dianjurkan baik secara tradisi, tatakrama, sopan santun, maupun ajaran agama. Namun, tidak jarang kedatangan tamu datang di saat yang kurang tepat, seperti ketika kita sedang sibuk, butuh istirahat, atau merasa waktu yang dihabiskan sudah terlalu lama.

Menghadapi situasi seperti ini sering kali membuat kita, tuan rumah, dilema. Di satu sisi, kita ingin menjaga sopan santun dan keharmonisan hubungan, namun di sisi lain, kita juga perlu menjaga kenyamanan diri sendiri atau keluarga di rumah. Lantas, bagaimana cara mengusir tamu dengan sopan tanpa merusak hubungan baik. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba.

Salah satu cara yang paling efektif adalah memberi isyarat waktu dengan halus. Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Wah, sudah hampir waktu makan malam ya, saya belum menyiapkan apa-apa,” atau “Saya rasa saya perlu tidur sebentar setelah hari yang panjang.” Ini bisa memberi petunjuk tanpa harus langsung mengungkapkan bahwa sudah waktunya mereka pulang.

Selain itu, Anda bisa mengalihkan perhatian mereka dengan mengajak mereka melakukan kegiatan lain yang bisa menandakan waktu pertemuan sudah hampir habis. Contohnya, Anda bisa berkata, “Bagaimana kalau kita lanjutkan obrolan ini lain waktu? Saya ada acara lain yang harus segera dimulai.” Dengan cara ini, tamu merasa dihargai namun juga tahu waktunya untuk pergi sudah tiba.

Jika ingin lebih halus lagi, Anda bisa menggunakan bahasa tubuh untuk memberi sinyal. Berdiri, merapikan ruangan, atau mematikan lampu sedikit demi sedikit bisa jadi tanda yang cukup efektif tanpa kata-kata. Tamu pun akan paham bahwa saatnya untuk beranjak.

Namun, jika Anda merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut, terkadang kejujuran bisa jadi pilihan terbaik. Anda bisa mengatakan, “Saya senang bisa ngobrol, tapi saya benar-benar butuh istirahat sekarang. Terima kasih sudah datang, semoga kita bisa bertemu lagi lain waktu.” Kejujuran seperti ini tetap menjaga sopan santun tanpa harus mengorbankan kenyamanan pribadi.

Untuk menunjukkan bahwa Anda tetap menghargai mereka, Anda bisa mengatur jadwal kunjungan berikutnya. Misalnya, “Bagaimana kalau kita atur lagi jadwal bertemu minggu depan? Saya akan punya lebih banyak waktu luang.” Ini memberi kesan bahwa Anda masih ingin melanjutkan silaturahmi, meskipun kunjungan kali ini harus diakhiri.

Jika alasan lain diperlukan, Anda bisa mengatakan bahwa ada pekerjaan rumah atau kegiatan lain yang harus diselesaikan. Anda bisa mengatakan, “Saya harus menyiapkan beberapa hal untuk besok, jadi saya perlu mulai menyelesaikan pekerjaan ini.” Ini memberikan pengertian tanpa harus terkesan menghindar.

Terakhir, beri waktu bagi tamu untuk beranjak tanpa terburu-buru. Biarkan mereka merapikan barang-barang mereka dan menyiapkan diri untuk pergi dengan tenang. Anda bisa mengantar mereka menuju pintu sambil mengucapkan terima kasih, memastikan mereka merasa dihargai meskipun kunjungannya sudah selesai.

Bertamu merupakan salah satu tradisi yang penting, terlebih di Indonesia yang menjungjung tradisi dan budaya, dan sebagai tuan rumah, kita harus menjaga keseimbangan antara keramahtamahan atau sopan santun dan kenyamanan pribadi serta keluarga. Dengan mengikuti beberapa tips di atas, semeoga Anda tetap bisa menjaga hubungan baik tanpa merasa terbebani. (*)

KEYWORD :

Mengusir Tamu Sopan Santun Bertamu Bahasa Tubuh Tuan Rumah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :