
Presidium MER C dr. Hadiki Habib saat junpa pers tentang perkembangan terkini Gaza, Palestina, di Jakarta, Kamis (10/4/2025). Foto: tangkapanlayar
JAKARTA, Jurnas.com — Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam atas memburuknya kondisi di Jalur Gaza yang saat ini diambang katastropik kemanusiaan.
Ketua Presidium MER-C Dr. dr. Hadiki Habib, Sp.PD, Sp.Em., menegaskan bahwa Israel telah berulang kali membunuh tenaga medis Gaza yang sedang aktif melakukan pelayanan kesehatan dan ini merupakan kejahatan kemanusiaan.
“Keadaan ini harus terus disuarakan, karena diam adalah bentuk pembiaran,” ujar Hadiki Habib melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Di tengah upaya gencatan senjata, Israel terus melakukan kejahatan kemanusiaan yang sistematis dan terencana, termasuk penyerangan terhadap tenaga medis dan pekerja kemanusiaan, bahkan staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penutupan akses bantuan kemanusiaan semakin memperparah situasi, mengancam terjadinya bencana kelaparan terburuk dalam sejarah Gaza. Rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis menjadi sasaran serangan, pelanggaran yang secara nyata bertentangan dengan hukum humaniter internasional.
Sejak 18 Maret 2025 MER-C telah mengirimkan delapan tim medis ke Jalur Gaza dan saat ini enam relawan masih berada di Rumah Sakit Indonesia, Gaza Utara. Mereka menyaksikan langsung serangan serta kehancuran demi kehancuran yang terjadi setiap hari.
“Ini bukan lagi sekadar konflik. Ini adalah tragedi kemanusiaan besar yang tidak boleh dibiarkan berlangsung lebih lama. Dunia internasional harus bersuara dan bertindak,” pungkas Hadiki Habib.
Mer-C Gaza Israel