Minggu, 13/04/2025 02:16 WIB

Mengenal Pendarahan Otak Seperti yang Dialami Titiek Puspa

Penyanyi legendaris Indonesia Titiek Puspa meninggal dunia di RS Medistra, Jakarta, Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB, pada usia 87 tahun. Sebelum meninggal dunia, pelantun

Ilustrasi pendarahan otak atau pecahnya pembuluh darah di otak (Foto: Pexels/Anna Shvets)

Jakarta, Jurnas.com - Penyanyi legendaris Indonesia, Titiek Puspa meninggal dunia di RS Medistra, Jakarta, Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB, pada usia 87 tahun. Sebelum meninggal dunia, pelantun "Kupu-Kupu Malam" itu sempat dirawat intensif usai mengalami stroke dan menjalani operasi darurat akibat pecahnya pembuluh darah di otak atau pendarahan di otak.

Apa itu pendarahan otak? Bagaimana proses pecah pembuluh darah di otak terjadi? Berikut adalah ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.

Mengutip laman resmi Kemenkes, perdarahan otak atau stroke hemoragik merupakan kondisi di mana pembuluh darah arteri di otak pecah, menyebabkan darah merembes ke jaringan otak di sekitarnya. Hal ini tidak hanya mencederai jaringan otak secara langsung, tapi juga mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke bagian otak yang terdampak.

Akibatnya, sel-sel otak bisa mati dalam waktu yang sangat singkat. Itulah mengapa kondisi ini membutuhkan penanganan secepat mungkin, karena keterlambatan beberapa menit saja dapat membuat kerusakan otak menjadi permanen atau bahkan fatal.

Meskipun sering dianggap identik dengan stroke biasa, stroke akibat perdarahan otak berbeda dari stroke iskemik yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah. Stroke hemoragik tergolong lebih mematikan karena selain merusak jaringan otak, tekanan darah yang keluar dari pembuluh yang pecah juga bisa menyebabkan pembengkakan dan tekanan dalam rongga tengkorak meningkat secara drastis. Inilah yang membuat pasien sering kali kehilangan kesadaran dalam waktu seketika.

Jenis perdarahan otak sendiri sangat beragam, tergantung lokasi dan mekanisme terjadinya. Salah satunya adalah perdarahan intraserebral, yakni perdarahan langsung di dalam jaringan otak yang sangat rentan menyebar ke bagian lain.

Ada pula perdarahan subarachnoid yang terjadi di antara lapisan pelindung otak, umumnya akibat pecahnya aneurisma. Sementara itu, hematoma epidural dan subdural terjadi di ruang antara otak dan tengkorak, biasanya akibat trauma kepala. Pada lansia, bahkan benturan ringan bisa memicu kondisi ini karena elastisitas pembuluh darah yang sudah menurun.

Penyebab utama dari pecahnya pembuluh darah di otak sering kali berakar pada kondisi yang berkembang secara diam-diam, seperti hipertensi yang tidak terkontrol. Tekanan darah tinggi melemahkan dinding pembuluh darah dari waktu ke waktu, membuatnya rentan pecah saat menerima tekanan tambahan.

Selain itu, faktor seperti cedera kepala, kelainan pembuluh darah sejak lahir, gangguan pembekuan darah, dan aneurisma yang tak terdeteksi juga menjadi penyebab umum. Pada beberapa kasus lansia, kondisi degeneratif seperti angiopati amiloid—di mana terjadi penumpukan protein abnormal di dinding pembuluh darah otak—juga berperan dalam memicu perdarahan.

Gejala perdarahan otak sangat bergantung pada lokasi pecahnya pembuluh darah. Namun, sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba, muntah, pusing, kejang, gangguan bicara, atau hilangnya keseimbangan adalah gejala umum yang sering muncul.

Pada kondisi yang lebih parah, pasien bisa mengalami penurunan kesadaran hingga koma, terutama jika perdarahan terjadi di batang otak yang mengatur fungsi vital seperti pernapasan dan detak jantung. Kesigapan dalam mengenali tanda-tanda tersebut dan segera membawa pasien ke rumah sakit adalah faktor krusial yang bisa menentukan peluang hidupnya.

Perdarahan otak bisa terjadi pada siapa saja, tanpa melihat usia atau riwayat penyakit yang jelas. Namun, risiko itu bisa ditekan jika kita menjaga pola hidup sehat, rutin memeriksa tekanan darah, dan tidak mengabaikan gejala-gejala yang mungkin terasa sepele. (*)

KEYWORD :

Pendarahan Otak Pecah pembuluh darah Titiek Puspa Tekanan darah tinggi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :