
Ilustrasi Chikungunya, penyakit tropis yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus (Foto: Enesis)
Jakarta, Jurnas.com - Sekitar 38 warga Kampung Cibiuk, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilaporkan mengalami gejala yang mengarah pada penyakit Chikungunya. Saat ini seluruh warga yang terduga terinfeksi virus tersebut sudah mendapat penanganan medis dan berada dalam pengawasan tenaga kesehatan.
Kepala Puskesmas Bojongpicung, Heni Supenti, seperti dikutip Antara pada 9 April 2025, menyebutkan bahwa sebagian pasien mengalami kelumpuhan sementara, khususnya pada anak-anak. Gejala yang mereka alami meliputi demam tinggi, tubuh terasa linu, dan nyeri hebat di sendi.
Lantas, apa itu penyakit Chikungunya? Bagaimana sebenarnya penyakit Chikungunya terjadi? Bagaimana gejalanya? Bagaimana cara mencegahnya? Berikut adalah ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Apa Itu Penyakit Chikungunya?
Chikungunya adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus—jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai vektor penyebar demam berdarah.
Infeksi Chikungunya bisa menimbulkan gejala seperti demam mendadak, tubuh lemas, serta nyeri sendi dan otot yang berlangsung lama. Dalam kasus tertentu, nyeri ini dapat menetap hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Karena itu, memahami bagaimana penyakit ini berkembang menjadi langkah awal untuk mencegahnya. Setelah seseorang tergigit nyamuk pembawa virus, gejala biasanya muncul dalam waktu beberapa hari.
Tahapan Chikungunya Serta Gejalanya
Perjalanan penyakit ini terbagi dalam tiga fase, dari akut hingga kronis. Pertama, Fase Akut (0–10 hari). Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi, ruam, dan sakit kepala.
Kedua, Fase Pasca-Akut (1–3 bulan). Pada fase ini gejalanya meliputi nyeri sendi masih terasa, lemas, dan mulai membaik perlahan. Ketiga, Fase Kronis (lebih dari 3 bulan): sebagian pasien, terutama usia lanjut atau dengan riwayat penyakit sendi, bisa mengalami arthritis kronis.
Sayangnya, hingga saat ini belum tersedia obat antivirus yang secara khusus ditujukan untuk mengobati Chikungunya. Penanganan masih bersifat suportif, seperti istirahat, konsumsi cairan yang cukup, serta obat pereda nyeri.
Pencegahan Chikungunya
Karena pengobatan belum spesifik, pencegahan menjadi cara terbaik untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit ini. Upaya pencegahan terutama difokuskan pada pengendalian populasi nyamuk di lingkungan tempat tinggal.
Langkah sederhana seperti menjaga kebersihan rumah dan sekitar, serta menghilangkan genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk, sangat dianjurkan. Masyarakat juga disarankan menerapkan pola hidup bersih dengan menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air bekas.
Selain itu, penggunaan obat nyamuk, pemasangan kawat kasa di ventilasi, dan penaburan bubuk abate pada penampungan air bisa membantu memutus siklus hidup nyamuk. Semakin disiplin masyarakat dalam menjaga lingkungan, semakin kecil kemungkinan virus menyebar.
Penanganan Chikungunya
Meskipun tingkat kematian akibat Chikungunya tergolong rendah, infeksi ini bisa menjadi serius pada kelompok rentan seperti lansia atau penderita penyakit kronis. Hal ini membuat penanganan dini dan pemantauan gejala menjadi sangat penting.
Penanganan Chikungunya saat ini masih difokuskan pada upaya meredakan gejala. Langkah-langkah seperti istirahat cukup, menjaga asupan cairan tubuh, serta konsumsi obat pereda nyeri dan penurun demam menjadi bentuk penanganan utama.
Setelah seseorang sembuh dari Chikungunya, tubuhnya biasanya membentuk kekebalan alami terhadap virus ini. Dengan demikian, kemungkinan untuk terinfeksi kembali di masa depan tergolong kecil. (*)
KEYWORD :Penyakit chikungunya CHIKV nyamuk Aedes aegypti Cianjur Chikungunya