
Prajurit Zeni - Ilustrasi peringatan Hari Zeni, yang diperingati setiap 15 April (Foto: TNI Angkatan Darat)
Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 15 April diperingati sebagai Hari Zeni, sebuah hari yang didedikasikan untuk mengenang dan menghormati peran penting satuan Zeni, korps tertua dalam tubuh TNI Angkatan Darat. Korps Zeni bukan hanya sekadar pendukung operasi militer, tetapi juga merupakan kekuatan teknis yang menjadi ujung tombak dalam pembangunan infrastruktur militer sekaligus penghancur pertahanan musuh di medan perang.
Apa Itu Zeni?
Secara etimologis, istilah Zeni berasal dari bahasa Belanda, “Genie”, yang berarti pandai, cerdik, atau berfaedah. Kata ini mencerminkan karakter dan peran yang diemban oleh satuan Zeni: cerdas, taktis, dan penuh akal dalam menyelesaikan misi-misi yang memerlukan keterampilan teknis tinggi.
Pada awal berdirinya satuan-satuan Zeni masih digunakan kata Genie, seiring dengan pengalihbahasaan sesuai dengan Bahasa Indonesia maka kata Genie berubah menjadi Zeni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Zeni dimaknai sebagai tentaramengurus persenjataan dan perlengkapan, seperti membuat jembatan.
Sejarah Zeni dan Hari Peringatannya
Mengutip laman Milik Indonesia, jejak sejarah Zeni telah ada sejak masa Hindia Belanda. Kala itu, pasukan ini masih berada di bawah struktur militer kolonial Belanda. Namun, peran Zeni sebagai bagian dari kekuatan pertahanan nasional mulai terlihat jelas setelah Indonesia merdeka.
Sekolah Zeni pertama kali dibentuk pada 2 November 1945 di Batujajar, Bandung oleh Achdiyat Soeparmadi. Para pelatih awalnya berasal dari mantan prajurit Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL), termasuk Kapten Adam yang kemudian membentuk Batalyon Genie Pionir. Sayangnya, sekolah ini mengalami kemunduran karena berbagai tantangan yang dihadapi pada masa itu.
Langkah baru dimulai pada 23 Februari 1946 dengan berdirinya Sekolah Kader Zeni di Kleco, Surakarta. Sebanyak 100 siswa pertama, yang terdiri dari perwira, bintara, dan tamtama, menjadi generasi awal yang menandai kebangkitan pendidikan Zeni di Indonesia. Sekolah ini kemudian berkembang dan dikenal sebagai Sekolah Dasar Zeni, dan menjadi cikal bakal terbentuknya Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi).
Momentum penting dalam sejarah Korps Zeni terjadi pada 15 April 1950, ketika dilakukan serah terima Depot Genie Troepen KNIL kepada TNI AD. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Zeni melalui Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat No. 263/KSAD/KPTS/1954 yang dikeluarkan pada 27 September 1954.
Peran Zeni dalam TNI AD sangat luas dan vital. Mereka bertanggung jawab atas konstruksi infrastruktur militer, pembangunan benteng pertahanan, pembersihan ranjau, kamuflase, penyelidikan teknik medan, hingga penjinakan bahan peledak.
Di luar itu, mereka juga memastikan ketersediaan fasilitas hidup bagi pasukan di medan operasi, seperti tempat tinggal darurat, air bersih, hingga fasilitas sanitasi. Dalam kondisi damai, pasukan Zeni juga kerap terlibat dalam operasi tanggap bencana, pembangunan jembatan darurat, hingga membantu pembangunan fasilitas umum di wilayah terpencil.
Hari Zeni merupakan refleksi dari bagaimana setiap unsur bangsa, termasuk satuan teknis seperti Zeni, telah berperan besar dalam sejarah perjuangan dan pembangunan Indonesia. Mereka membuktikan bahwa kekuatan tempur tidak hanya berasal dari senjata, tetapi juga dari kecerdikan, strategi, dan kemampuan membangun di tengah keterbatasan. (*)
KEYWORD :Hari Zeni Peringatan Hari Zeni TNI Korps Zeni