
Guru mengajar di dalam kelas (Foto: Ist/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Persatuan Guru Republik Indonesia mendukung rencana pemerintah untuk mengembalikan sistem penjurusan di jenjang sekolah menengah atas (SMA).
Menurut Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi, dengan adanya jurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan membantu siswa memperdalam mata pelajaran yang relevan, dengan minat dan kemampuan masing-masing peserta didik.
Selain itu, penjurusan ini juga membantu siswa agar lebih siap dan terarah saat akan mengikuti seleksi akademik ke jenjang pendidikan tinggi, termasuk dalam hal ini mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang diprogramkan pemerintah.
"Sudah jelas PGRI tentang penjurusan SMA. Banyak kajiannya. Guru-guru menyatakan jauh lebih bermanfaat," kata Unifah di sela-sela Halal Bihalal PGRI di Gedung Guru, Jakarta, pada Selasa (15/4).
Kendati demikian, PGRI meminta pengembalian sistem ini dilakukan secara berhati-hati, agar tidak terlalu tergesa-gesa dan tanpa persiapan matang, sebagaimana yang dilakukan pemerintah saat Mendikbudristek diduduki oleh Nadiem Anwar Makarim sebelumnya.
"Kita harus mengatakan penjurusan kembali dengan penataan. Apakah sudah dipikirkan jangan sampai ada kastanisasi, pemerataan kebutuhan guru, dengan tuntutan pekerjaan sekarang ada jurusan bukan bahasa tapi humaniora agar anak-anak itu dapat menciptakan karier ke depan," ujar Unifah.
Unifah menambahkan, karena usia remaja merupakan masa yang belum sepenuhnya stabil, maka penjurusan di SMA sebaiknya dibuat tidak kaku. Peserta didik harus diberi ruang dan peluang untuk berpindah minat atau memilih program studi beragam saat mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi.
"Dibantu konseling dengan guru, diharapkan peserta didik bisa memilih jurusan atau program studi di perguruan tinggi yang benar-benar sesuai dengan minat dan potensi mereka," dia menambahkan.
KEYWORD :Penjurusan SMA PGRI Unifah Rosyidi