Sabtu, 19/04/2025 07:15 WIB

Cara Merawat Burung Perkutut saat Musim Hujan agar Tetap Sehat

Agar burung perkutut tetap sehat dan aktif saat musim hujan, pemelihara atau pemilik burung ini perlu menyesuaikan cara perawatan dengan lebih cermat dan responsif terhadap kondisi lingkungan.

Ilustrasi cara merawat burung perkutut saat musim hujan agar tetap sehat (Foto: Pexels/Jhon Parias)

Jakarta, Jurnas.com - Cara merawat burung perkutut saat musim hujan sering kali jadi perhatian utama bagi para pemelihara burung ini. Perubahan cuaca yang tidak menentu, kelembapan tinggi, serta suhu dingin bisa berdampak langsung pada kesehatan dan kenyamanan perkutut.

Agar burung perkutut tetap sehat dan aktif saat musim hujan, pemelihara atau pemilik burung ini perlu menyesuaikan cara perawatan dengan lebih cermat dan responsif terhadap kondisi lingkungan.

Dalam buku Petunjuk Pemeliharaan Perkutut, seperti dikutip Kumparan, perkutut merupakan burung yang termasuk merpati-merpatian (Columbidae), dan jika lebih spesifik lagi, perkutut termasuk marga Geopelia.

Mengutip laman Burungperkutut, perkutut sangat peka terhadap perubahan cuaca. Saat musim hujan, tingkat kelembapan udara meningkat drastis, dan ini bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan. Infeksi jamur, gangguan pernapasan, serta penyakit pencernaan lebih mudah muncul di kondisi lembap.

Selain itu, suhu yang berubah secara ekstrem dari panas ke dingin dalam waktu singkat bisa menurunkan daya tahan tubuh burung. Kandang yang tidak terlindung dengan baik juga bisa menyebabkan bulu basah, sarang lembap, dan memicu infeksi di bagian kaki maupun paruh.

Cara merawat burung perkutut saat musim hujan agar tetap sehat bisa dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari merawat kandang, menjaga suhu dan nutrisi, hingga mejaga supaya tidak stres. Berikut ulasannya.

Kebersihan kandang menjadi prioritas utama agar burung tidak terpapar mikroorganisme berbahaya. Kandang yang dibiarkan lembap akan cepat menumpuk kotoran dan memicu pertumbuhan jamur yang dapat menyerang kulit, paruh, hingga saluran napas burung.

Untuk mencegahnya, kandang harus dibersihkan secara rutin dan dikeringkan dengan baik setelah terkena air hujan. Selain itu, pastikan setiap bagian kandang seperti wadah makan, minum, dan tempat bertengger juga terbebas dari sisa makanan dan kotoran.

Kondisi fisik kandang juga perlu diperhatikan agar tidak ada celah yang memungkinkan air masuk saat hujan deras. Jika kandang berada di luar ruangan, Anda bisa menambahkan pelindung seperti atap plastik atau terpal tanpa menghalangi sirkulasi udara.

Sirkulasi udara yang baik penting untuk menjaga kelembapan kandang tetap stabil meski di luar sedang hujan. Namun ventilasi juga harus diatur agar angin tidak langsung menghantam tubuh burung yang bisa menyebabkan kedinginan.

Selain menjaga lingkungan kandang, Anda juga perlu memperhatikan suhu dan kelembapan udara secara keseluruhan. Alat pengukur suhu dan kelembapan seperti thermohygrometer sangat membantu untuk memastikan kondisi di dalam kandang tetap ideal.

Jika suhu turun terlalu drastis, penghangat ruangan bisa digunakan untuk membantu menjaga kestabilan suhu tubuh burung. Namun pemanas yang dipilih harus aman, tidak berisik, dan tidak mengeluarkan asap yang bisa mengganggu pernapasan.

Perawatan juga tidak lepas dari aspek nutrisi, karena asupan yang baik akan memperkuat sistem imun burung menghadapi cuaca yang tidak bersahabat. Berikan makanan segar seperti biji-bijian berkualitas, dan hindari makanan yang lembap atau mulai berjamur.

Pemberian suplemen vitamin dapat menjadi tambahan penting, terutama jika burung terlihat mulai lesu atau mengalami penurunan nafsu makan. Vitamin A, C, dan E adalah contoh nutrisi yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kualitas bulu.

Air minum juga harus selalu dalam kondisi bersih dan segar karena air yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penyakit. Ganti air setiap hari dan cuci wadahnya secara berkala agar tidak menjadi tempat tumbuhnya bakteri.

Meski sudah menjaga kebersihan dan nutrisi, Anda tetap perlu rutin memantau kondisi kesehatan burung secara keseluruhan. Perhatikan tanda-tanda seperti bulu kusam, nafas berat, atau perilaku yang tidak seperti biasanya.

Jika ditemukan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter hewan yang berpengalaman menangani burung. Pemeriksaan dini bisa membantu mencegah penyakit menjadi lebih parah dan menyebar ke burung lain.

Untuk menjaga burung tetap tenang, lingkungan sekitarnya juga harus diperhatikan agar bebas dari stresor. Suara bising, aktivitas yang terlalu ramai, atau perubahan mendadak di sekitar kandang bisa membuat burung gelisah.

Dengan menciptakan suasana yang tenang dan stabil, burung akan merasa lebih nyaman dan tidak mudah sakit meski kondisi cuaca sedang buruk. Sentuhan perhatian ekstra juga akan membuat burung merasa lebih aman dan terjaga.

Agar perawatan semakin maksimal, jangan abaikan kondisi fisik kandang dan perlengkapan lainnya. Cek secara berkala apakah ada kerusakan atau bagian yang bisa menjadi jalan masuk air hujan.

Kebersihan peralatan seperti tempat bertengger, mainan, atau sarang juga perlu dijaga untuk mencegah pertumbuhan jamur yang bisa menempel di tubuh burung. Semakin bersih kandang dan perlengkapannya, semakin kecil risiko penyakit menyebar.

Keseluruhan proses merawat burung perkutut di musim hujan memang memerlukan perhatian lebih. Namun dengan langkah yang tepat dan konsisten, Anda bisa memastikan burung tetap sehat, aktif, dan tetap berkicau merdu meski di tengah cuaca yang tidak bersahabat. (*)

 

KEYWORD :

Burung perkutut Perawatan Perkutut Musim Hujan Pemeliharaan perkutut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :