
Ilustrasi - Puasa Syawal 2025 Sampai Kapan? Ini Waktu Ideal dan Tata Caranya (Foto: khats cassim)
Jakarta, Jurnas.com - Setelah Idulfitri, ada satu amalan sunnah yang tak kalah penting untuk dilaksanakan, yakni puasa enam hari di bulan Syawal. Meski tidak wajib, keutamaannya sangat besar. Puasa ini memberi pahala setara dengan berpuasa sepanjang tahun.
Tahun 2025, 1 Syawal jatuh pada Senin, 31 Maret. Itu artinya, puasa Syawal bisa mulai dilakukan sejak Selasa, 1 April 2025 atau 2 Syawal. Rentangnya terbuka hingga akhir bulan Syawal, yang diperkirakan berakhir pada Selasa, 29 April 2025.
Dalam kurun waktu tersebut, siapa pun bisa memilih hari-hari yang paling sesuai untuk menjalankannya. Baik itu dilakukan secara berturut-turut maupun dicicil, selama enam hari di bulan Syawal.
Mengutip berbagai sumber, puasa Syawal tidak memiliki format waktu yang baku, boleh dilakukan di hari mana pun selama bulan Syawal, termasuk memilih hari-hari tertentu seperti Senin dan Kamis. Kombinasi ini memberikan kesempatan untuk meraih pahala berlapis.
Salah satu keistimewaan puasa Syawal berasal dari hadis sahih riwayat Muslim. Dalam hadis itu disebutkan bahwa siapa yang berpuasa Ramadan lalu dilanjutkan dengan enam hari dari bulan Syawal, maka ia mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun.
Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Mengutip laman Kemenag dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung salah satu pertanyaan yang sering mengemukan terkait pelaksaaan puasa Syawal ialah "bolehkah menggabungkan niat puasa Syawal dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa Senin-Kamis?" Jawabannya boleh dan sah menurut mayoritas ulama.
Dalam kitab I’anatut Thalibin, Syaikh Abu Bakar Syatha menjelaskan bahwa jika dua sebab berkumpul dalam satu ibadah, maka boleh berniat keduanya sekaligus. Hal ini sama seperti seseorang yang bersedekah kepada kerabat dengan niat sedekah dan silaturahmi; pahalanya tetap diperoleh dari dua sisi.
Dengan demikian, jika seseorang ingin berpuasa di hari Senin atau Kamis sekaligus mengamalkan puasa Syawal, cukup membaca niat gabungan dan tetap mendapatkan keutamaan dari keduanya.
Adapun bacaan niat puasa Syawal secara khusus adalah: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ, yang artinya: Saya niat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala.
Jika digabung dengan puasa Senin, bacaan niatnya menjadi: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli wa yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ, artinya: Saya niat puasa sunnah Syawal dan hari Senin esok hari karena Allah Ta’ala.
Satu hal penting yang juga sering ditanyakan adalah bagaimana hukum puasa Syawal jika masih memiliki utang puasa Ramadan. Mengutip laman Nahdlatul Ulama, dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat. Namun, pandangan yang kuat menyatakan bahwa sebaiknya utang puasa wajib diselesaikan terlebih dahulu, baru kemudian mengerjakan puasa Syawal. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Syawal Puasa Senin-Kamis Bulan Syawal Amalan Syawal