Sabtu, 19/04/2025 18:07 WIB

Mengapa Disebut Jumat Agung atau Good Friday? Simak Penjelasannya

Good Friday atau Jumat Agung merupakan Jumat sebelum Paskah, salah satu hari tersuci dalam kalender liturgi umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Ilustrasi - Mengapa disebut Jumat Agung atau Good Friday? Simak penjelasannya (Foto: Pexels/David Iloba)

Jakarta, Jurnas.com - Good Friday atau Jumat Agung merupakan Jumat sebelum Paskah, salah satu hari tersuci dalam kalender liturgi umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pada hari inilah, umat Kristen memperingati penyaliban, wafat, dan penguburan Yesus Kristus—sebuah peristiwa penting dalam iman Kristen yang melambangkan pengorbanan terbesar dan penebusan dosa umat manusia.

Namun, ada satu pertanyaan yang kerap muncul dan tak kalah menarik dari peristiwa itu sendiri, di antranya ialah "Mengapa hari ini disebut “Good Friday” atau Jumat Agung?" Berikut adalah ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.

Mengutip berbagai sumber, istilah “Good Friday” sendiri berasal dari bahasa Inggris. Namun, makna kata “Good” di sini bukan sekadar “baik” dalam pengertian sehari-hari. Banyak ahli meyakini bahwa “Good” adalah bentuk kuno dari kata “Holy” (suci), sehingga Good Friday sebenarnya berarti “Holy Friday” atau “Jumat Suci”.

Penamaan ini berbeda di berbagai budaya. Dalam bahasa Jerman dikenal sebagai Karfreitag (Friday of Mourning), dalam bahasa Spanyol disebut Viernes Santo (Holy Friday), dan di Indonesia sendiri dikenal sebagai Jumat Agung, merujuk pada kemuliaan momen pengorbanan Kristus.

Mengutip laman Iman Katolik, di Indonesia, Good Friday atau Jumat Agung yang seringkali disebut hari Wafat Isa Al-Masih, merupakan hari libur nasional. Tanggalnya berbeda-beda setiap tahunnya, mengikuti hari Paskah.

Pada tahun 2025, Good Friday atau Jumat Agung jatuh pada 18 April. Hari ini selalu dirayakan dua hari sebelum Paskah, yang memperingati kebangkitan Yesus dari kematian.

Secara literal, menyebut hari kematian seseorang sebagai “baik” atau “agung” tampak bertolak belakang. Tapi dalam iman Kristen, Jumat Agung bukan tentang tragedi semata, melainkan tentang pengorbanan yang membawa keselamatan.

Dikutip dari laman Missionary Society of St. Columban, Pastor Columban Fr. Frank Hoare mengatakan bahwa umat Kristen menyebut hari ini “Good” karena di sanalah kasih Allah yang luar biasa ditunjukkan, ketika Yesus dengan sukarela menanggung dosa manusia dan membuka jalan pengampunan.

Dalam konteks ini, Good Friday atau Jumat Agung adalah hari yang menyakitkan namun juga penuh harapan—karena dari kayu salib, umat Kristen percaya keselamatan dimulai.

Mengtuip laman The Providence Journal, Good Friday atau Jumat Agung juga merupakan bagian penting dari Pekan Suci (Holy Week), yang mencakup Palm Sunday atau hari masuknya Yesus ke Yerusalem. Holy Thursday atau Perjamuan Terakhir. Kemudian, Good Friday atau Penyaliban dan kematian Yesus. Lalu, Holy Saturday atau hari sunyi sebelum Paskah.

Di kalangan Katolik, Jumat Agung adalah hari puasa dan pantang. Tidak ada misa, tetapi diadakan ibadat khusus, termasuk pembacaan kisah sengsara Kristus dan penghormatan kepada salib. Umat Protestan biasanya mengadakan ibadah khidmat yang berisi doa, refleksi, dan lagu pujian.

Seluruh rangkaian ini dilakukan untuk merenungkan penderitaan Yesus, mengingat kasih-Nya, dan menyadari kembali nilai pengorbanan-Nya. (*)

KEYWORD :

Good Friday Jumat Agung 18 April Wafat Isa Al-Masih




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :