Senin, 21/04/2025 19:34 WIB

Selain Kartini, Ini 4 Perempuan Pejuang Pendidikan di Indonesia

Selain RA Kartini berikut adalah 4 tokoh perempuan Indonesia pelopor pendidikan yang kisahnya layak dikenang—dan dijadikan inspirasi lintas generasi.

Ilustrasi - Selain Kartini, Ini 4 Perempuan Pejuang Pendidikan di Indonesia (Foto: Theasianparent)

Jakarta, Jurnas.com - Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, sebuah momentum penting yang menandai perjuangan emansipasi perempuan Indonesia. Raden Ajeng (RA) Kartini sejak dulu kala dikenal sebagai sosok yang getol memperjuangkan nasib para perempuan, terutama dalam hal kesetaraan akses pendidikannya.

Kartini dikenal luas berkat kumpulan suratnya yang dibukukan dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pemikirannya jauh melampaui zamannya: pendidikan bukan hanya hak laki-laki, perempuan pun layak mendapat akses ilmu agar bisa berdiri sejajar, mandiri, dan berdaya.

Kartini mendirikan sekolah di sekitar rumahnya dan mendorong pengakuan sosial terhadap perempuan yang terdidik. Gagasannya menjadi fondasi bagi gerakan emansipasi perempuan di Indonesia hingga kini.

Namun, semangat Kartini tidak berdiri sendiri. Di balik lembar sejarah, ada sejumlah perempuan luar biasa yang juga telah mendedikasikan hidupnya demi membuka akses pendidikan yang setara bagi kaum perempuan, jauh sebelum era modern mengenal kesetaraan gender sebagai hak asasi.

Pendidikan merupakan pilar utama dalam kemajuan bangsa. Kesadaran akan pentingnya akses pendidikan bagi perempuan telah tumbuh sejak masa penjajahan, ditandai oleh keberanian para tokoh perempuan Indonesia yang memilih melawan arus budaya patriarkis demi mencerdaskan kaumnya.

Mengutip berbagai sumber, selain RA Kartini berikut adalah 4 tokoh perempuan Indonesia pelopor pendidikan yang kisahnya layak dikenang—dan dijadikan inspirasi lintas generasi.

1. Dewi Sartika

Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884, di Bandung. Di tengah dominasi kolonial Belanda yang membatasi hak perempuan, ia tampil sebagai pelopor yang membangun jembatan pertama menuju pendidikan perempuan di Hindia Belanda.

Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan Sakola Istri, sekolah pertama untuk perempuan pribumi di Jawa Barat. Sekolah ini tak hanya mengajarkan keterampilan rumah tangga, tetapi juga menanamkan literasi dasar, moral, dan keterampilan hidup.

Dedikasi Dewi Sartika menandai awal kebangkitan perempuan dalam dunia pendidikan di wilayah Sunda, sekaligus mengubah cara pandang masyarakat terhadap peran perempuan.

2. Raden Ayu Lasminingrat

Putri bangsawan Sunda kelahiran Garut pada 1843 ini merupakan salah satu pionir literasi dan pendidikan perempuan di Tanah Priangan. Setelah menikah dengan Bupati Garut, Lasminingrat memanfaatkan posisinya untuk mendirikan Sekolah Keutamaan Istri, sebuah institusi pendidikan perempuan yang berdiri di Pendopo Kabupaten.

Lebih dari sekadar pendidik, ia juga dikenal sebagai penulis dan penerjemah sastra dari Bahasa Belanda ke Bahasa Sunda, menjadikannya sebagai salah satu intelektual perempuan pertama Indonesia.

3. Rahmah El Yunusiyah

Lahir: 20 Desember 1880, Padang Panjang

Dari bumi Minangkabau, Rahmah El Yunusiyah membawa visi besar untuk menghhadirkan pendidikan agama yang berkualitas untuk perempuan. Ia mendirikan Diniyyah Puteri pada tahun 1923—sebuah lembaga pendidikan Islam yang kemudian berkembang dari madrasah hingga perguruan tinggi.

Pada 1967, Rahmah berhasil mendirikan Fakultas Tarbiyah dan Dakwah yang memperkuat peran perempuan dalam dakwah dan pendidikan. Kiprahnya membuatnya dihormati, tak hanya di dalam negeri tetapi juga oleh tokoh-tokoh dunia Islam.

4. Maria Walanda Maramis

Lahir di Minahasa pada Februari 1872, Maria dikenal sebagai pionir pendidikan perempuan di Sulawesi Utara. Pada 1917, ia mendirikan Huishoud School, sekolah yang mengajarkan perempuan keterampilan praktis seperti memasak, mengatur keuangan rumah tangga, hingga literasi dasar.

Tujuannya bukan sekadar membuat perempuan menjadi ibu rumah tangga yang baik, melainkan membekali mereka dengan kecakapan hidup agar mampu mandiri secara sosial dan ekonomi. (*)

KEYWORD :

Perempuan Pejuang Pendidikan Hari Kartini RA Kartini




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :