
Pengelola Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen Manangsang. (Foto: Net)
Jakarta, Jurnas.com - Pengelola Taman Safari Indonesia (TSI), Jansen Manangsang, yang juga bertanggung jawab atas Oriental Circus Indonesia (OCI), menyanggah keras narasi eksploitasi dan kekerasan terhadap para pemain sirkus di era 70 hingga 80-an.
Dia menyampaikqn keberatannya atas pemberitaan yang dianggap tidak berimbang dan merugikan pihak pengelola.
"Saya mau klarifikasi dulu, tidak sepihak karena kita sekarang dirugikan dengan berita di media yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegas Jansen dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/4).
Dia meminta agar Komisi III mendengarkan penjelasan dari kedua belah pihak demi terciptanya keadilan. Ia juga menyinggung dampak isu ini terhadap ribuan karyawan TSI dan masyarakat sekitar.
"Kami minta komisi III ada keadilan. Kami juga punya karyawan 5.000, tentu kita juga kasihan untuk semuanya juga warga sekitar," ujar Jansen.
Peringatan Tegas Pimpinan MPR Untuk Perusahaan yang Potong Gaji Karyawan Karena Shalat Jum`at
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya perspektif yang seimbang. “Perkenankan saya supaya imbang, karena selama ini kami bungkam. Jangan hanya sepihak kami dirugikan, saya bawa dua contoh," imbuhnya.
Untuk mengilustrasikan bantahannya, Jansen mengambil contoh kasus Ida, seorang mantan pemain sirkus yang mengalami kecelakaan kerja. Ia membantah tuduhan penelantaran dengan menunjukkan bukti tindakan cepat dan biaya pengobatan yang ditanggung oleh OCI.
KPK Usut Rekayasa Pengadaan Iklan Bank BJB
"Satu, mengenai Ida, tuduhan kepada kami menelantarkan Ida. Memang Ida alami kecelakaan kerja, namun kami punya bukti waktu jatuh kami langsung pakai pesawat Garuda dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras. Ada juga buktinya, itu operasi Rp39 juta," jelasnya.
Jansen juga mengingatkan pihak pelapor untuk tidak membuat tuduhan sembarangan. “Supaya ada perimbangan. Pelapor jangan sembarangan, kita negara hukum," katanya.
Sebaliknya, pengacara yang mewakili para mantan pemain sirkus menyampaikan perspektif yang berbeda terkait kasus Ida. Menurutnya, Ida dipulangkan ke keluarganya setelah mengalami cacat tanpa menerima kompensasi apapun.
"Ida dikembalikan ke orang tua setelah cacat, satu rupiah pun tak ada santunan," tegasnya.
Menyikapi perbedaan pandangan ini, Wakil Ketua Komisi III Sahroni mengusulkan penyelesaian secara musyawarah.
“Saya minta setelah ini duduk bersama," kata Sahroni.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Rano Alfath menjelaskan bahwa pemanggilan pihak-pihak terkait bertujuan untuk menggali informasi yang komprehensif mengenai dugaan eksploitasi dan kekerasan di OCI.
"Soal OCI itu kan kita pengen perdalam aja, masalahnya apa. Terus apakah benar ada kekerasan di dalamnya? Nanti itu dibuka di situ semua," kata Rano.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi III Taman Safari pemain sirkus Ida eksploitasi Ahmad Sahroni