
Market Istana Negara di IKN Nusantara. (Foto Kementerian PUPR)
Jakarta, Jurnas.com - Kalangan dewan menilai masalah adanya tulisan "lorem ipsum" di tugu titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, seharusnya tidak terjadi.
Anggota Komisi II DPR RI Muhammad Khozin menjelaskan bahwa masalah yang menjadi perbincangan warganet belakangan itu, dapat mengganggu kerja-kerja dan substansi pembangunan IKN di mata publik.
"Hal-hal ini mestinya tidak terjadi. Sekali lagi ini soal komunikasi publik yang harus dikelola dengan baik,” kata Khozin saat rapat kerja Komisi II DPR RI dengan Otorita IKN di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (22/4).
Politikus PKB ini menjelaskan, tulisan "lorem ipsum" adalah istilah yang akrab di kalangan praktisi desain grafis. Adapun tulisan tersebut biasa digunakan sebagai teks sementara untuk contoh penempatan tulisan di dalam sebuah desain.
Selain itu, dia pun mempertanyakan konsep pemindahan ASN ke IKN dari yang semula pindah permanen menjadi penugasan waktu tertentu.
"Bagaimana dengan soal efektivitas dalam membangun chemistry para ASN dengan model penugasan waktu tertentu ini?” katanya.
Dia juga menyinggung soal target pembangunan di IKN yang kerap meleset disampaikan oleh OIKN. Dia mencontohkan soal target pelaksanaan salat Idul Fitri dilaksanakan di IKN namun dalam kenyataannya meleset.
"Seperti informasi akan digelar salat Idul Fitri di IKN, tapi ternyata meleset. Jadi poinnya harus presisi dalam menyampaikan informasi ke publik,” kata dia.
Untuk itu, dia pun mengingatkan agar Otorita IKN membuat target pembangunan IKN lebih realistis, agar dapat terpenuhi sesuai jadwal. Menurut dia, ketepatan dalam merealisasikan target di IKN akan memperkuat kredibilitas di mata publik.
"Target pembangunan harus realistis dan pastikan presisi. Ketika target meleset, maka pertaruhannya soal kredibilitas IKN,” demikian kata legislator dari dari Daerah Pemilihan Jawa Timur IV.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi II lorem ipsum IKN Muhammad Khozin