
Burung hantu menjadi predator alami hama tikus (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyerahkan 12 ekor burung hantu kepada para petani di Cikedung, Indramayu, Jawa Barat, pada Selasa (22/4) kemarin.
Langkah ini diambil untuk menekan serangan hama tikus yang berpotensi merusak keberhasilan Irigasi Padi Hemat Air (IPHA), metode pengairan berselang yang mampu menghemat air hingga 30 persen sekaligus meningkatkan produktivitas padi.
"Pengendalian hama harus sejalan dengan prinsip keberlanjutan; burung hantu sebagai predator alami tikus memungkinkan ekosistem tetap terjaga dan hasil panen tidak terganggu," ujar Menteri Dody.
Selain burung hantu, Menteri PU juga menyerahkan Rumah Burung Hantu (Rubuha) yang akan dibangun secara gotong royong di titik-titik strategis sawah agar predator malam tersebut dapat menetap dan berkembang biak.
Inisiatif ini melanjutkan bantuan 1.000 ekor burung hantu dari Presiden Prabowo Subianto yang diserahkan di Majalengka awal April lalu. Dody menilai sinergi pemerintah pusat dan daerah sebagai kunci pencapaian target swasembada pangan.
Menteri PU Cek Arus Balik di Tol Trans Sumatera
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk–Cisanggarung mencatat, penerapan burung hantu di Indramayu, Cirebon, dan Majalengka telah menurunkan populasi tikus tanpa penggunaan pestisida kimia.
"Penggunaan burung hantu terbukti menekan biaya produksi, menjaga kualitas lingkungan, dan memastikan stabilitas panen IPHA," kata Kepala BBWS Dwi Agus Kuncoro.
Dengan dukungan predator alami ini, Kementerian PU berharap IPHA akan terus berkembang sebagai teknologi irigasi hemat air yang ramah lingkungan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.
KEYWORD :Menteri PU Dody Hanggodo Burung Hantu Hama Padi