Kamis, 24/04/2025 16:52 WIB

Hari Angkutan Nasional 24 April, Ini Sejarah, Makna hingga Tujuannya

Peringatan Hari Angkutan Nasional memiliki akar sejarah yang panjang sejak masa pendudukan Jepang pada 1943, ketika dua jenis angkutan mulai beroperasi di Indonesia

Ilustrasi - Hari Angkutan Nasional 24 April, ini sejarah, makna hingga tujuannya (Foto: damri/jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Hari Angkutan Nasional atau Hari Transportasi Nasional, yang diperingati setiap tanggal 24 April, merupakan momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang sektor transportasi sekaligus mengapresiasi peran vital angkutan umum dalam kehidupan sehari-hari, pembangunan nasional, serta integrasi antarpulau di Indonesia.

Mengutip laman Damri, peringatan Hari Angkutan Nasional memiliki akar sejarah yang panjang sejak masa pendudukan Jepang pada 1943, ketika dua jenis angkutan mulai beroperasi di Indonesia. Jawa Unyu Zigyosha hadir sebagai angkutan barang (bermula dari Cikar, angkutan gerobak yang ditenagai oleh 2 ekor sapi), sementara Zidosha Sokyoku melayani penumpang dengan kendaraan bermotor.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan kedua angkutan itu diambil alih oleh Kementerian Perhubungan dan diubah namanya menjadi Djawatan Pengangkoetan serta Djawatan Angkutan Darat. Dalam perkembangannya, kedua layanan tersebut dilebur menjadi satu lembaga bernama Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia atau yang kini dikenal sebagai DAMRI.

Sejak saat itu, DAMRI terus mengalami transformasi kelembagaan hingga akhirnya berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1961. Proses perubahan ini menunjukkan bagaimana negara memberi perhatian besar terhadap sektor transportasi umum sebagai infrastruktur strategis.

Namun, makna Hari Angkutan Nasional tidak berhenti pada sejarah semata, karena ia juga menjadi refleksi atas peran transportasi dalam menyatukan negeri. Dari darat, laut, udara hingga rel kereta, moda transportasi publik adalah penghubung utama antarwilayah dan antarmasyarakat.

Konektivitas yang diciptakan oleh angkutan umum memperlancar distribusi barang dan mobilitas manusia, serta mempercepat pemerataan pembangunan. Oleh karena itu, transportasi publik bukan hanya kebutuhan teknis, tapi juga instrumen sosial dan ekonomi yang sangat penting.

Di sisi lain, peringatan ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap para pekerja sektor transportasi yang berperan menjaga roda pergerakan bangsa. Mulai dari sopir, masinis, pelaut, pilot, hingga petugas terminal dan pelabuhan, mereka adalah garda depan pelayanan publik.

Meski begitu, transportasi publik masih menghadapi tantangan besar seperti kemacetan, polusi, dan keselamatan. Karena itu, Hari Angkutan Nasional juga menjadi panggilan untuk melakukan transformasi menyeluruh demi menciptakan sistem transportasi yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Transformasi ini sudah mulai terlihat melalui hadirnya angkutan yang inklusif dan modern, seperti bus ramah disabilitas, integrasi moda transportasi, dan penerapan teknologi digital. Perubahan ini mendorong masyarakat untuk kembali memilih transportasi publik sebagai pilihan utama dalam beraktivitas sehari-hari.

Selain itu, meningkatnya kualitas layanan juga turut memperkuat kesadaran publik akan pentingnya menjaga dan memanfaatkan fasilitas umum. Dengan begitu, ekosistem transportasi publik akan terus berkembang bersama budaya masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan sadar lingkungan.

Dengan demikian, Hari Angkutan Nasional tidak hanya berbicara soal kendaraan atau rute perjalanan, tapi juga menyangkut arah masa depan bangsa. Ia menjadi simbol komitmen bersama untuk membangun transportasi yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. (*)

KEYWORD :

Hari Angkutan Nasional 24 April Hari Transportasi Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :