
Ilustrasi sedang mengelola stres (Foto: Pexels/PNW Production)
Jakarta, Jurnas.com - Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025 mulai berlangsung sejak 23 April hingga 5 Mei 2025. Di tengah padatnya jadwal belajar dan latihan soal, satu aspek penting sering kali luput dari perhatian ialah kesiapan mental dan emosional.
Menurut Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB), Yuliezar Perwira Dara, kesiapan akademis memang penting, namun kesehatan psikologis juga memegang peran penting untuk bisa mengoptimalkan performa saat ujian. Tanpa pengelolaan stres yang baik, usaha belajar yang keras bisa tidak maksimal.
Menurutnya, stres menjelang ujian harus dikelola dengan strategi yang tepat. Menenangkan diri setelah belajar, seperti dengan berdoa, melakukan teknik pernapasan, atau journaling, bisa membantu menjernihkan pikiran dan mencegah kepanikan.
Selain kesehatan mental, kesehatan fisik juga tak kalah krusial. Yuliezar mengatakan, konsumsi makanan bergizi, cukup minum air putih, serta tidur yang berkualitas perlu diperhatikan untuk kebugaran tubuh dan otak. Tubuh yang bugar menunjang kerja otak dan meningkatkan fokus saat mengerjakan soal. Prinsipnya sederhana logika butuh logistik.
Setiap individu memiliki cara unik dalam mengatasi stres. Ada yang merasa lebih tenang dengan menulis kekhawatiran, menyusun rencana, atau sekadar meneguk air di tengah rasa cemas. Mengenali dan menerapkan metode personal ini bisa membantu menjaga stabilitas emosi selama masa persiapan.
Lingkungan belajar juga sangat berpengaruh. Suasana yang kondusif, strategi belajar yang terarah, dan diskusi dengan teman bisa meningkatkan efektivitas belajar, terutama ketika waktu semakin sempit. Dukungan sosial dari keluarga dan teman dekat juga memberikan kekuatan tersendiri.
Di era digital, media sosial sering menjadi pemicu tekanan tambahan. Paparan terhadap pencapaian orang lain bisa membuat peserta merasa tertinggal. Fokus pada progres pribadi, bukan perbandingan dengan orang lain, dapat menjaga motivasi tetap sehat.
Sebagai bagian dari penguatan mental, peserta UTBK juga dianjurkan untuk melakukan refleksi dan menumbuhkan rasa syukur atas proses yang telah dijalani. Hal ini penting untuk membangun semangat dan optimisme, terlepas dari apa pun hasilnya nanti.
Yuliezar juga mengingatkan bahwa ujian UTBK bukan akhir dari segalanya. Ini hanyalah satu fase dalam perjalanan pendidikan. Dengan persiapan yang seimbang antara aspek akademis, fisik, dan psikologis, peserta diharapkan bisa menghadapi ujian dengan lebih percaya diri dan tenang, serta mendapatkan hasil terbaik dari usaha yang telah dilakukan. (*)
Sumber: prasetya.ub.ac.id
KEYWORD :Kelola Stres UTBK 2025 Psiklogi