
Mahasiswa UKI membagikan 500 paket beras untuk Warga dan ojek online di depan gerbang kampus, kawasan Cawang, Jakarta Timur. (Foto: Dok. For Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Di jantung Jakarta Timur, tepat di depan gerbang Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang megah, sebuah drama kemanusiaan terbentang di bawah terik mentari siang (Jumat, 25/4).
Bukan hiruk pikuk lalu lintas ibu kota yang mendominasi, melainkan gelombang harapan yang menyerbu dari gang-gang sempit dan jalanan beraspal.
Ratusan jiwa dari sepuluh penjuru RT, ditambah puluhan pahlawan jalanan berseragam daring (ojek online), membanjiri pelataran kampus sejak mentari memancarkan sinarnya di pukul satu siang.
Di tengah kerumunan yang berdesakan, berdiri tegak 500 paket beras. Empat kilogram harapan dalam setiap bungkusan, siap dibagi oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Keluarga Besar Mahasiswa UKI.
Bukan sekadar aksi simpatik, ini adalah perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tiga pilar suci yang diemban setiap insan akademis: pengajaran, penelitian, dan yang hari ini menjelma menjadi aksi nyata – pengabdian kepada masyarakat.
Yukenriusman Hulu, sang ketua panitia dengan bara semangat di matanya, lantang menyerukan bahwa gerakan ini murni lahir dari nurani mahasiswa dan dukungan kampus.
"Kampus akan menjadi benteng terakhir ketika saat ini tak ada lagi pembela bagi mereka!" pekiknya dengan suara bergetar.
Di balik pembagian beras ini tersimpan kegelisahan mendalam. Perang dagang global yang tak kasatmata, ditambah dengan ringkihan Rupiah di hadapan Dolar AS, membayangi daya beli masyarakat. Beras, sang penopang hidup, kini terasa semakin jauh dijangkau.
"Kami mahasiswa merasa gelisah melihat sistem politik kita yang kurang baik. Inflasi menggerogoti, nilai Rupiah seakan tak berharga. Satu Dolar bisa menembus Rp17 ribu, dan ini menghantam ekonomi rakyat!" ujar Yukenriusman dengan nada prihatin.
Lebih jauh, bayang-bayang kebijakan pemerintah era Prabowo Subianto yang membuka lebar keran impor menambah bara kekhawatiran.
"Impor dibuka besar-besaran. Padahal visi dan misi Presiden Prabowo adalah ketahanan pangan! Ini bukan sekadar kekhawatiran, ini adalah alarm kewaspadaan!" serunya dengan nada suara meninggi.
Di sisi lain, berdiri sosok Hendri Jayadi Pandiangan, Dekan Fakultas Hukum UKI, sang saksi bisu dari pihak kampus. Dengan tatapan bangga, ia menyaksikan para mahasiswanya menjalankan amanah Tri Dharma.
"Kegiatan pengabdian ini adalah bukti nyata eksistensi UKI bagi masyarakat sekitar Jakarta," tuturnya dengan suara mantap.
Hendri mengungkapkan bahwa UKI bukanlah pemain baru dalam ranah kebaikan. Bulan Ramadan yang baru berlalu, pihaknya juga sempat membagikan takjil. Bahkan, ikatan alumni pun tak ketinggalan menyalurkan sembako, untaian kasih berupa gula dan minyak.
"Kami memiliki kegiatan yang sifatnya rutin, pernah bagi takjil kemarin waktu ramadhan, bahkan sebelumnya ikatan alumni juga membagikan sembako, ada gula, ada minyak dan sebagainya," demikian Hendri.
KEYWORD :
UKI mahasiswa paket beras Fakultas Hukum ojol bantuan Yukenriusman Hulu