
Ilustrasi - Doa dan Amalan Saat Terjadi Musibah Kebakaran (Foto: Antara)
Jakarta, Jurnas.com - Kebakaran merupakan salah satu bencana atau musibah paling menakutkan. Musibah kebakaran bisa datang tanpa diduga, membawa dampak besar bagi keselamatan, harta benda, dan ketenangan jiwa, dan tak jarang merenggut nyawa. Dalam kondisi genting seperti ini, Islam tidak hanya mengajarkan langkah-langkah lahiriah, tetapi juga perlindungan batiniah salah satunya yang bersumber dari kekuatan doa.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Nasai, Rasulullah SAW mengajarkan doa yang khusus untuk memohon perlindungan dari berbagai bentuk bencana, termasuk kebakaran. Berikut doa dan artinya.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ...
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa reruntuhan, jatuh dari tempat tinggi, tenggelam, dan kebakaran..."
Doa ini merupakan bagian dari doa isti’âdzah, yaitu permohonan perlindungan yang secara eksplisit menyebut "al-harîq" (kebakaran) sebagai salah satu bentuk musibah yang dihindari.
Doa ini termasuk dalam kategori isti’âdzah yang memiliki makna mendalam. Kata "a`ûdzu" (aku berlindung) menunjukkan ketundukan total seorang hamba kepada Allah SWT. Beberapa keutamaannya di antaranya ialah sebagai benteng perlindungan. Mendoakan keselamatan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitar.
Keutamaan lainnya, ialah sebagai pengingat kehati-hatian. Doa ini meningkatkan kesadaran bahwa keselamatan fisik juga harus diiringi dengan kewaspadaan dan tanggung jawab. Kemudian, meningkatkan tawakal. Dalam situasi darurat, doa membangun ketenangan dan penguatan hati untuk tetap berserah diri kepada takdir Allah, sembari tetap berusaha.
Doa ini bukan sekadar rangkaian kalimat. Ia mencerminkan kesadaran bahwa manusia memiliki keterbatasan dan membutuhkan perlindungan dari Sang Maha Kuasa. Dengan membacanya, seorang Muslim tidak hanya memohon keselamatan, tetapi juga memperkuat iman dan tawakalnya kepada Allah.
Selain itu, doa ini mencakup perlindungan dari berbagai bencana yang kerap terjadi di lingkungan sekitar—seperti longsor, kecelakaan, atau bahkan gangguan spiritual saat ajal menjemput.
Selain itu, satu amalan yang dianjurkan ketika melihat atau menghadapi musibah kebakaran ialah bertakbir. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا رَأيْتُمُ الْحَرِيْق فَكَبِّرُوا فَإِنَّهُ يُطْفِئُهُ
“Jika kalian melihat kebakaran, maka bertakbirlah. Sesungguhnya takbir memadamkan kebakaran.” (HR. al-Thabrani)
Takbir bukan sekadar seruan spiritual, tapi bentuk penguatan iman yang bisa membawa ketenangan dan keberanian dalam situasi genting.
Selain doa dan takbir, Islam juga menganjurkan beberapa amalan lain ketika menghadapi bahaya:
-
Membaca Dzikir Hasbunallah
Dzikir ini pernah diucapkan Nabi Ibrahim AS saat dilempar ke dalam kobaran api:
“Hasbunallahu wa ni’mal wakîl” (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung). -
Menuliskan Nama Ashabul Kahfi
Dalam beberapa tafsir klasik seperti al-Thabari, disebutkan bahwa menuliskan nama Ashabul Kahfi dan melemparkannya ke dalam api bisa menjadi sebab dipadamkannya api—sebuah bentuk karomah yang lebih bersifat spiritual dan simbolik.
Kebakaran bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Oleh karena itu, Islam tidak hanya mengajarkan doa, tetapi juga mendorong umatnya untuk waspada dan mematuhi aturan keselamatan. Doa adalah bentuk ikhtiar spiritual, sementara tindakan pencegahan adalah bentuk ikhtiar fisik.
Dalam setiap bencana, termasuk kebakaran, doa menjadi jembatan antara usaha manusia dan kehendak Ilahi. Dengan memadukan ilmu dan iman, umat Islam diajak untuk tidak hanya bergantung pada teknologi, tapi juga memperkuat hati melalui zikrullah. (*)
KEYWORD :Amalan Doa Kebakaran Musibah