
Peluncuran program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah melibatkan industri untuk melatih siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang pemasaran, guna meningkatkan keterampilan para calon tenaga sales atau marketers di dunia kerja pasca lulus.
Melalui program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas, pelatihan berbasis industri akan diberikan dengan harapan menjawab kesenjangan tenaga sales di Indonesia, serta kebutuhan industri terhadap tenaga sales yang andal dan profesional.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengatakan bahwa profesi sales memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Menurut dia, hampir semua sektor saat ini membutuhkan tenaga sales, salah satunya untuk membangun branding dan pemasaran perusahaan.
"Tantangan kita saat ini adalah bagaimana mengangkat jurusan marketing ini agar lebih bisa menghasilkan lulusan yang siap memenuhi kebutuhan dunia usaha yang semakin bervariasi dengan pasar yang berbeda-beda," kata Abdul Muti pada Senin (28/4) di Jakarta.
Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas, lanjut Menteri Mu`ti, tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan individu, tetapi juga merupakan program strategis dalam mendorong naiknya kualitas kolaborasi antara pemerintah, industri, dan sekolah. Untuk itulah, dia menyampaikan terima kasih kepada industri yang terlibat dalam program ini.
"Kami ingin siswa atau lulusan SMK pemasaran bisa naik kelas, mereka memiliki kompetensi dan skill, serta personality sebagai marketers yang tidak hanya bisa diterima di dunia industri, tetapi juga bisa memajukan perusahaan tempat mereka bekerja," ujar dia.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa program ini ditujukan agar lulusan SMK dapat selalu menyesuaikan kompetensi agar relevan dengan kebutuhan industri.
Tatang menambahkan, jika siswa SMK Program Keahlian Pemasaran dilatih keterampilan penjualan sejak dini, mereka akan memiliki daya saing yang lebih tinggi dan peluang kerja yang lebih besar. Apalagi selama ini, Program Keahlian Pemasaran kerap dianggap jenuh dan kurang diminati pasar kerja.
"Menjual produk membutuhkan keterampilan khusus yang tidak hanya berkaitan dengan manajemen saja, tetapi juga terkait dengan kemampuan komunikasi, negosiasi, dan keuletan untuk menghadapi kritik serta penolakan," kata Tatang.
"Hal-hal inilah yang perlu kita tingkatkan di sekolah. Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas menjadi gerakan kolaboratif antara pemerintah dan industri dalam menyiapkan lulusan SMK yang memiliki keterampilan penjualan andal, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan industri di Indonesia," dia menambahkan.
Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas akan menargetkan 1.000 siswa SMK kelas 10 Program Keahlian Pemasaran. Selama tiga tahun, para peserta akan mengikuti program pelatihan penjualan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah bekerja sama dengan industri sebagai mentor atau guru tamu. Saat ini, setidaknya terdapat 1.908 SMK Program Keahlian Pemasaran di seluruh Indonesia.
Dengan pendekatan metode I CAN yang meliputi Innovative, Competitive, Adaptive, dan Never Give Up, siswa yang menyelesaikan program akan mendapatkan sertifikat dari perusahaan dan asosiasi industri serta berpeluang untuk rekrutmen dari perusahaan.
Selain siswa, program ini juga menyasar para guru untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengajar keterampilan sales. Program ini juga akan melibatkan perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor yang membutuhkan tenaga sales. Mereka akan dilibatkan sebagai mentor, penyedia studi kasus, dan tempat praktik kerja lapangan (PKL) bagi siswa. Hingga saat ini, lebih dari 70 industri telah bergabung mendukung program ini.
KEYWORD :Siswa SMK Calon Sales Kemdikdasmen