
Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta. (Foto: Jurnas/Ira).
Jakarta, Jurnas.com - CEO Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani menyatakan bukan hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergabung dengan Danantara.
Namun aset negara dibawah Kementerian Sekretaris Negara seperti Gelora Bung Karno (GBK) juga akan ikut diambil alih.
Hal ini bertujuan agar GBK sebagai aset negara bisa dikelola dengan lebih produktif dan bisa menghasilkan nilai tambah bagi pendapatan negara.
"Kemudian disampaikan juga, akan dimasukan aset lain (ke Danantara). Itu adalah yang kita ada di sini, GBK, yang ada di Kemensetneg, akan dimasukan ke dalam Danantara," kata Rosan.
Rosan mengatakan nantinya Danantara akan melakukan perencanaan terkait upaya pengembangan GBK agar menjadi aset yang produktif dan bisa menghasilkan return of investment sesuai dengan yang ditargetkan oleh Pemerintah.
Di Tengah Kemelut Hukum Justin Baldoni, Blake Lively Tetap Percaya Diri Hadiri Premiere Another Simple Favor
"Nanti akan dilakukan perencanaan yang matang agar ini menjadi aset yang produktif, aset yang bisa menghasilkan baik dari return of asset, return of investment, sesuai dengan parameter atau kriteria benchmarking. Jadi yang tadinya berada di Setneg, akan berada di bawah Danantara," sambungnya.
Rosan melaporkan per 21 Maret 2025 total BUMN yang telah bergabung dengan Danantara sebanyak 844 perusahaan. Perusahaan ini termasuk induk usaha, anak usaha, hingga cucu perusahaan BUMN yang bergabung dengan Danantara.
Adapun total aset dari total yang bergabung dengan Danantara itu diperkirakan tembus USD900 miliar atau setara Rp14.000 triliun. Jumlah tersebut ditargetkan akan bertambah seiring dengan mengambil alih aset negara yang berada di bawah Kementerian Sekretaris Negara, seperti GBK.
KEYWORD :
BPI Danantara GBK Rosan Roeslani