Rabu, 30/04/2025 04:27 WIB

Keutamaan Bulan Dzulqa`dah dan Amalannya yang Dianjurkan

Bulan Dzulqa`dah merupakan salah satu bulan mulia dan sakral dalam Islam yang memiliki beberapa keutamaan di dalamnya. Terdapat beberapa amalan yang dianjurkan bagi umat Islam di bulan kesebelas dalam kalender Hijriah ini.

Ilustrasi - Keutamaan Bulan Dzulqa`dah dan amalannya yang dianjurkan (Foto: Arina)

Jakarta, Jurnas.com - Bulan Dzulqa`dah merupakan salah satu bulan mulia dan sakral dalam Islam yang memiliki beberapa keutamaan di dalamnya. Terdapat beberapa amalan yang dianjurkan bagi umat Islam di bulan kesebelas dalam kalender Hijriah ini.

Tahun ini, awal bulan Dzulqa’dah 1446 H jatuh pada 29 April 2025. Hal tersebut berdasarkan pantauan hilal oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Senin, 28 April 2025, seperti dikutip laman Nahdlatul Ulama atau NU Online. Artinya, bulan Syawal tahun 2025 telah berakhir dan kini telah memasuki bulan Dzulqa’dah, khususnya di Indonesia.

Dzulqa’dah bukan sekadar bulan ke-11 dalam kalender hijriah. Ia termasuk dalam empat bulan haram atau al-asyhur al-hurum, bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS. At-Taubah ayat 36:

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan... di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan..." (QS. At-Taubah: 36)

Keempat bulan haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan ini memiliki keutamaan khusus, di mana pahala amal kebaikan dilipatgandakan, dan dosa atas keburukan pun lebih berat hisabnya, sebagaimana dijelaskan oleh Imam At-Thabari dalam tafsirnya.

Karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih dan menjauhi kemaksiatan selama bulan ini. Dalam surat yang sama, Allah memperingatkan, “Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu...” (QS. At-Taubah: 36).

Mengutip laman Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, secara bahasa, Dzulqa’dah berasal dari kata qa‘ada yang berarti duduk atau berhenti, menandakan bulan ini sebagai masa di mana bangsa Arab dahulu menghentikan segala bentuk peperangan. Tradisi ini kemudian dilestarikan Islam sebagai bagian dari penghormatan terhadap waktu-waktu yang dimuliakan.

Selain itu, Dzulqa’dah juga termasuk dalam musim haji, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 197, “(Musim) haji adalah beberapa bulan tertentu...” Menurut penjelasan Ibnu Katsir, yang dimaksud adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah.

Keutamaan lainnya, Rasulullah SAW memilih Dzulqa’dah sebagai waktu umrah beliau, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik dalam hadits sahih Bukhari. Disebutkan bahwa Nabi berumrah sebanyak empat kali, dan semuanya dilakukan pada bulan Dzulqa’dah kecuali yang dilakukan bersamaan dengan haji.

Selain itu, dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa malam-malam pertemuan Nabi Musa AS dengan Allah juga terjadi di bulan ini. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 142, “Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi)...”

Berdasarkan itu, Dzulqa’dah tidak hanya memiliki nilai historis dalam konteks syariat, tetapi juga menjadi momen spiritual yang erat kaitannya dengan kisah para nabi. Maka sangat wajar bila bulan ini dijadikan sebagai waktu yang penuh keberkahan untuk menghidupkan jiwa.

Salah satu amalan utama di bulan ini adalah berpuasa sunnah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Puasalah pada bulan Ramadan, tiga hari setelahnya, dan pada bulan-bulan haram.” (HR. Ibnu Majah). Puasa pada waktu yang dimuliakan ini diyakini memberi nilai pahala yang berlipat.

Selain puasa, menunaikan umrah pada bulan Dzulqa’dah juga sangat dianjurkan karena meneladani amalan Rasulullah SAW. Bahkan dalam riwayat Aisyah RA disebutkan bahwa beliau tidak pernah melaksanakan umrah kecuali di bulan ini. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

Dalam suasana damai yang melekat pada bulan ini, umat juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan membantu sesama. Karena amalan sosial dalam bulan suci dapat menjadi penyeimbang spiritual yang memperkuat ukhuwah dan mempertebal keimanan.

Tak kalah penting, Dzulqa’dah menjadi waktu dimulainya prosesi ibadah haji bagi yang telah mampu, sesuai dengan ketentuan dalam Al-Baqarah ayat 197. Ini menunjukkan bahwa bulan ini memiliki hubungan erat dengan dua ibadah besar umat Islam, yakni umrah dan haji.

Itulah beberapa informasi mengenai keutamaan bulan Dzulqa`dah beserta amalannya yang dianjurkan bagi umat Islam. Semoga bermanfaat, menambah wawasan. (*)

Wallohu`alam

 

 

KEYWORD :

Bulan Dzulqa`dah Bulan Haram Amalan Dzulqa`dah Dzulkaidah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :