Aktivis pro-demokrasi berduka atas kematian Liu Xiaobo (Foto: Reuters)
Shenyang - Peraih nobel perdamaian asal China, Liu Xiaobo, seorang pemberontak yang terkenal sejak demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen 1989 lalu, meninggal pada hari Kamis, setelah izin untuk berobat ke luar negerinya ditolak oleh pemerintah China.
Liu, 61, dihukum penjara selama 11 tahun pada 2009 lalu, karena dianggap menghasut subversi kekuasaan negara setelah ia membantu menulis petisi yang dikenal sebagai "Piagam 08", berisi tentang seruan terhadap reformasi politik secara menyeluruh.
Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan bahwa Liu adalah pejuang hak-hak sipil serta kebebasan berekspresi yang pemberani, Pemerintah Prancis, Inggris dan AS sedang mengusahakan agar pihak China mengizinkan keluarga Liu untuk bergerak dengan bebas.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Karena sakit parah Liu, seorang yang dianggap duri bagi partai Komunis yang berkuasa, dipindahkan dari penjara menuju ke rumah sakit di Kota Shenyang sejak bulan lalu.
Menurut pernyataan yang dirilis oleh Biro Keadilan Shenyang, Liu telah menderita banyak gagal organ, dan berbagai upaya untuk menyelamatkannya pun tidak berhasil. Meski dizinkan keluar dengan alasan medis, Liu tidak pernah beanr-benar dibebaskan dan menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah sakit yang dikelilingi oleh petugas keamanan.
Teng Yue`e, dokter kepala yang menangani Liu, mengatakan dalam sebuah konferensi pers, bahwa Liu meninggal pada pukul 17:35 waktu setempat, dikelilingi oleh keluarganya.
"Saat Liu Xiaobo meninggal, ia tidak merasa sakit, dia merasa sangat damai, karena semua kerabatnya mengucapkan selamat tinggal sebelumnya, jadi ketika kami melihat dia, kami merasa sangat damai," ujar Teng.
Pemimpin Komite Nobel Norwegia yang notabene mempersembahkan nobel perdamaian kepada Liu 2010 lalu, menyatakan bahwa pemerintah China lah yang bertanggung jawab atas kematiannya, "kami merasa sangat terganggu mengetahui fakta Liu Xiaobo tidak dipindahkan ke fasilitas dimana dia dapat menerima perawatan medis yang memadai sebelum penyakitnya bertambah parah," ungkap Berit Reiss-Andersen dalam sebuah pernyataan email.
China sendiri pada saat itu, menganggap penghargaan pada Liu sebagai kecabulan, yang seharusnya tidak terjadi, pada seorang pria yang dinyatakan sebagai penjahat dan subversif.
KEYWORD :China Liu Xiaobo Nober Perdamaian