Jum'at, 27/12/2024 06:28 WIB

Memikul Indonesia di Pundak Perempuan

Perempuan Indonesia memiliki tugas berat untuk menjaga anak-anak generasi bangsa dari segala bentuk ancaman, mulai dari terorisme, narkoba, dan

Diskusi Nasional Peran Perempuan dalam Pertahanan dan Keamanan

Jakarta – Berkaca pada sejarah Indonesia, kiprah perempuan di masa perjuangan tidak bisa dinafikan. Sebut saja Cut Nyak Dien, Nyi Ageng Serang, Kartini, hingga Dewi Sartika, semuanya merupakan perempuan-perempuan hebat yang mencurahkan tenaganya untuk kemerdekaan Indonesia.

Namun, seiring berjalannya waktu perjuangan mempertahankan NKRI tidak lagi harus mengangkat senjata. Justru, saat ini perempuan Indonesia memiliki tugas berat untuk menjaga anak-anak generasi bangsa dari segala bentuk ancaman, mulai dari terorisme, narkoba, hingga perpecahan horizontal.

“Saat ini, perempuan dan laki-laki harus berkiprah bersama di berbagai bidang. Kita harus menyerukan perang terhadap narkoba, penggunaan IT secara positif, serta mencegah radikalisme yang dapat menciptakan terorisme,” kata Ketua Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP) Linda Gumelar, dalam Diskusi Nasional bertajuk ‘Peran Perempuan dalam Pertahanan Keamanan’, di Jakarta, Rabu (19/7).

Linda menambahkan perempuan dalam keluarga sebagai kelompok terkecil dalam kesatuan masyarakat juga dituntut menginisiasi ketahanan keluarga. Yakni dengan membentuk karakter anak agar meneruskan estafet kebangsaan, serta memberikan pengaruh pada lingkungan supaya kembali pada komitmen NKRI dan kebihnekaan.

“Kemajuan teknologi punya dampak negatif juga. Anak jadi gampang dipengaruhi paham radikal dan selalu menginginkan hal instan,” tutur Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) ini.

Sementara Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA Agustina Erni mengungkapkan ancaman terhadap anak saat ini semakin luas dan berjejaring. Ia mencontohkan, dalam sebuah kasus pihaknya menemukan anak-anak sakau (nge-fly, red) hanya dengan mengonsumsi sebuah obat flu yang biasanya dijual di pasaran, dalam jumlah tertentu. Hal ini menurutnya sangat mengkhawatirkan.

Pernyataan senada juga ditekankan oleh Asisten Deputi Gender Dalam Politik dan Pengambilan Keputusan KPPPA Darsono Sudibyo. Derasnya narkoba yang menyasar anak-anak saat ini, dikatakan dapat merusak sendi-sendi bangsa. Dalam bidang itulah perempuan dalam mengambil peran sebagai wujud pertahanan nasional.

“Tidak harus masuk militer. Mereka (perempuan) bisa menjalankan fungsi kontrol dan mampu mengatasi persoalan di tingkat keluarga,” ujar Darsono.

Rekomendasi Perempuan untuk Bangsa

Diskusi nasional hasil kerjasama Yayasan GPSP dan Kementerian PPPA juga menghasilkan butir-butir rekomendasi. Rekomendasi tersebut selanjutnya ditujukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Cyber Crime Mabes Polri.

“Saya harap GPSP dapat memberikan masukan kepada pemerintah, melalui KPPPA untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan serta langkah lebih lanjut,” kata Linda.

Beberapa rekomendasi itu antara lain, GPSP merekomendasikan KPPPA membangun kerjasama dalam menanggulangi bahaya narkotika, terorisme, dan teknologi informasi antar instansi /lembaga dan provinsi dengan melibatkan organisasi perempuan, LSM, dan pemerhati masalah perempuan dan anak.

Juga, BNN sebagai instansi yang berwenang dalam menanggulangi bahaya narkoba, lebih intensif terjun di tengah pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat, khususnya kelompok perempuan, dalam memberikan informasi bahaya narkoba; dan, BNPT lebih intensif menyosialisasikan bahaya paham radikalisme kepada pelajar, mahasiswa, masyarakat, khususnya  kelompok perempuan, serta pentingnya RUU Penanggulangan Terorisme segera disahkan menjadi Undang-Undang.

KEYWORD :

GPSP Perempuan Pertahanan Linda Gumelar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :