Jum'at, 27/12/2024 01:10 WIB

INTERNASIONAL

Pengungsi Rohingnya Ternyata Gunakan Kapal Reyot ke Bangladesh

Tiga kapal yang mengangkut Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar tenggelam di Bangladesh, menewaskan sedikitnya 26 orang

Keluarga muslim Rohingya mencoba kabur ke Bangladesh (Foto: Investing)

Jakarta - Tiga kapal yang mengangkut Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar tenggelam di Bangladesh, menewaskan sedikitnya 26 orang. Korban di antanya 15 mayat wanita dan 11 anak-anak ditemukan Cox`s Bazar di Sungai Naf, Rabu (30/8)

Pejabat di Bangladesh mengatakan, ratusan pengungsi Rohingya menyeberangi sungai Naf yang memabagi dua negara negara tersebut dengan kapal-kapal yang sudah reyot menyusuri sungai demi meloloskan diri dari kekerasan terburuk di negara Rakhine yang bergolak itu bertahun-tahun.

Seorang korban selamat mengatakan kepada kantor AFP, kapal kecil dan penuh sesak yang ia tumpangi ditampar gelombang besar dimana yang menganga ke laut. 

Warga dan aktivis Rohingya menuduh tentara Neymar menembak tanpa pandang bulu pada pria Rohingya yang tidak bersenjata, wanita dan anak-anak hingga melakukan pembakaran.

Namun, pihak berwenang di Myanmar mengatakan, hampir 100 orang  terbunuh sejak Jumat ketika orang-orang bersenjata, yang dilaporkan berasal dari Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), meluncurkan serangan pra-fajar di pos terdepan polisi di wilayah yang sedang bergolak.

Pihak berwenang Myanmar mengatakan, teroris ekstremis Rohingya menetapkan baku tembak saat berperang dengan pasukan pemerintah, sementara Rohingya menyalahkan tentara Myanmar yang melakukan pembunuhan di luar hukum.

Saat ini sekitar 27.400 Muslim Rohingya  menyeberang ke negara tak bertuan, Bangladesh dari Myanmar sejak Jumat, tiga sumber PBB mengatakan, menurut kantor berita Reuters.

Kekerasan tersebut terjadi di tengah laporan para warga Budha yang membakar desa Rohingya di Myanmar, kata Reuters. Ratusan orang terdampar di tanah seorang pria di perbatasan negara-negara tersebut, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Citra satelit yang dianalisis oleh Human Rights Watch yang berbasis di Amerika Serikat menunjukkan banyak rumah di negara bagian Rakhine utara terbakar.

Sebagian besar dari satu juta Muslim Rohingya yang tinggal di Myanmar tinggal di negara bagian Rakhine utara. Mereka mengalami penganiayaan dinegara mayoritas Buddhis, yang menolak mengakui mereka sebagai minoritas etnis asli yang sah, meninggalkan mereka tanpa kewarganegaraan dan hak-hak dasar.

Ketegangan yang berlangsung lama antara Muslim Rohingya dan umat Buddha Rakhine etnis meletus dalam kerusuhan berdarah pada tahun 2012. Hal itu memicu gelombang perasaan anti-Muslim di seluruh negeri.

KEYWORD :

Rohignya Myanmar Bangladesh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :