Rabu, 15/01/2025 17:45 WIB

Capt. Putu Cahyani, Nakhoda Tangguh Kapal Negara

Capt. Putu juga menjadi nakhoda yang sering dipercaya pimpinan Pangkalan PLP Tanjung Priok, untuk mengantar dan menemani tamu-tamu VIP. Mereka itu antara lain Presiden Jokowi dan sebelumnya Wamenhub Bambang Susantono.

Capt. Putu Cahyani Negara, Nakhoda KN Alugara P-114 Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Tanjung Priok, Jakarta.

 

Capt. Putu bukan pelaut biasa. Putri Bali kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur , 43 tahun silam itu sebelumnya telah malang melintang berlayar di kapal-kapal niaga ke berbagai belahan dunia. Kecintaannya kepada republik ini yang kemudian ia memutuskan untuk bergabung di kapal patroli Pangkalan PLP Tanjung Priok.

“Saya masuk ke PLP Tanjung Priok sebagai CPNS pada tahun 2006. Tidak langsung menjadi nakhoda, tetapi sebagai staf di seksi operasi. Jadi merintisnya benar-benar dari nol,” kata lulusan Sekolah Pelaut Hang Tuah, Surabaya, Jawa Timur ini.

Baru setelah berkarir sekitar 5 tahun di staf operasi, ia ditugaskan oleh Kepala PLP Tanjung Priok yang kala itu dijabat oleh Nafri untuk menakhodai kapal patroli kelas 3 yaitu KNP-348. Wilayah tugas kapal kelas 3 ini hanya diseputar perairan Jakarta dan Kepulauan Seribu. Tugasnya di KNP-348 ini dia lakoni hingga tahun 2016 dan kembali bertugas di bagian operasi PLP Tanjung Priok.

Sekitar 3 tahun bekerja di darat, pada Februari 2019 ia diberi tugas menakhodai kapal kelas 2 yaitu KN Kapak P-209. Tugas di kapal patroli kelas 2 ini hanya dijalani sekitar 4 bulan. Selanjutnya pada Juni 2019 Kepala Pangkalan PLP Tanjung Priok Elwin Revindo memberikan kepercayaan kepada Capt. Ketut untuk menakhodai kapal patroli kelas 1 yaitu KN Alugara P-114. Dengan membawa kapal kelas 1, wlayah kerjanyapun semakin luas, yaitu seluruh wilayah kerja Pangkalan PLP Tanjung Priok yang meliputi sebagian perairan Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan.

“Dengan profesionalisme serta kewenangan sebagai nakhoda, semua tugas yang diembannya bisa dijalankan dengan baik. Setiap operasi, anak buah banyak kaum laki-laki. Tapi tak masalah, semua bisa dijalankan dengan baik,” kata Capt. Putu dalam perbincangan dengan jurnas.com belum lama ini.

Bersama personel Pangkalan PLP Tanjung Priok lainnya, Capt. Putu siap menjalankan tugas untuk patroli dan mengamankan area perairan Indonesia, khususnya di wilayah tugas PLP Tanjung Priok.

Capt. Putu pun bertugas menegakkan hukum dan peraturan terutama terkait keselamatan pelayaran di Tanah Air. Dalam kondisi tertentu, Capt. Putu dan kawan-kawan juga harus siap membantu dan menolong saat terjadi kecelakaan laut khususnya di sekitar perairan Teluk Jakarta.

Capt. Putu juga menjadi nakhoda yang sering dipercaya pimpinan Pangkalan PLP Tanjung Priok, untuk mengantar dan menemani tamu-tamu VIP. Mereka itu antara lain Presiden Jokowi dan sebelumnya Wamenhub Bambang Susantono.

 

Terinspirasi Ayah

Kiprah petualangan Capt. Putu sebagai komandan kapal patroli ini terinspirasi dari sosok ayahnya, I Wayan Suantha Negara, yang berprofesi sebagai nahkoda kapal di PT ASDP Indonesia Ferry. Ayahnya berasal dari Banjar Kelod, Desa Manggis, Karangasem, Bali.

Profesi Wayan Suantha sebagai nahkoda di jalur pelayaran Selat Bali, yakni rute Pelabuhan Kepatang (Banyuwangi)-Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) membuatnya kecantol kepada gadis asal Madura, Jawa Timur, Sumiyati. Mereka kemudian menikah dan tinggal di kawasan Desa Ketapang, Banyuwang, yang lokasinya tak jauh dari Pelabuhan Ketapang.

Nah, Capt. Putu yang merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Wayan Suantha dan Sumiyati, kerap ikut sang ayah bekerja di kapal saat liburan sekolah. Capt. Putu pun kerap mendapat kesempatan mengemudikan kapal dengan didampingi ayahnya. Dari itu, Capt. Putu bercita-cita kelak akan mengikuti profesi sang ayah sebagai nakhoda, agar bisa jalan-jalan gratis.

"Dari SD sampai SMA, saya selalu ikut bapak kerja saat libur sekolah. Bapak memberikan saya kesempatan belajar mengemudikan kapal. Beliau mendampingi saya langsung. Saya berpikir enak juga membawa kapal, bisa jalan-jalan gratis dan mendapat bayaran (gaji) pula. Saya pun tertarik menjadi nahkoda," kenang Capt. Putu, yang menamatkan pendidikan menengah atas di SMAN 2 Banyuwangi itu.

Untuk mencapai impiannya tersebut, begitu tamat SMA, Capt. Putu menempuh pendidikan yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Dia mengambil program D3 Nautika di Fakultas Teknik Kelautan Universitas Hang Tuah Surabaya hingga tamat pada 1998. Impiannya pun terwujud untuk bisa berkiprah di dunia pelayaran, meski sempat 6 bulan menganggur.

Untuk menambah keahliannya, Capt. Putu menempuh pendidikan pendidikan ANT II STIP, Jakarta dan ANT I di BP3IP, Jakarta. "Senang akhirnya bisa memenuhi impian menjadi nahkoda. Tapi, sayangnya ayah saya tidak menyaksikan saya lulus ANT I tahun 2017, karena sudah almarhum pada tahun 2014. Makanya, kelulusan ANT I, saya persembahkan untuk beliau," papar Capt. Putu.

Sebagai nakhoda kapal patroli, tugas Capt. Putu adalah memegang kemudi kapal saat berpatroli, melaksanakan kegiatan penjagaan, penyelamatan, pengamanan, penertiban, hingga penegakan peraturan bidang pelayaran di perairan laut dan pantai. Ketika melakukan patroli, Capt. Putu bisa menghabiskan waktu sampai dua hari di perairan.

Ia mengaku tidak ada masalah dalam menjalankan tugas tersebut. Sebab, ini sudah menjadi kewajibannya sebagai komandan kapal patroli. Keluarganya pun  sangat mendukung, termasuk sang suami, Dasa’at Putra.

Banyak momen yang dialami Capt. Putu selama 13 tahun bertugas di Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok. Momen tak terlupakan, antara lain, ketika ikut serta memadamkan kapal terbakar dan mencari jenazah nelayan tenggelam di perairan Teluk Jakarta ketika masih menjadi Nakhoda Kapal Patroli KN P.348.

Pengalaman menarik lainnya adalah ketika ikut mencari korban dan puing jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, Desember 2018 lalu. Kala itu, dia bertugas sebagai Koordinator Analisa dan Program di Seksi Operasional Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok.

Meski posisinya tidak berada di laut, tetapi Capt. Putu tetap turun lantaran Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok menurunkan sejumlah krunya. Di perairan Karawang, dia menyaksikan langsung bagian-bagian tubuh manusia yang tidak utuh lagi.

Kepala Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, Elwin Refindo, menilai Capt. Putu tipe pekerja keras dan tak kenal lelah. Selama 13 tahun berdinas di PLP Tanjung Priok, Capt. Putu , ia selalu menunjukkan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Selain itu, ia juga dianggap sebagai seorang nahkoda yang memiliki kemampuan lengkap, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya.

“Semua kelas kapal di Pangkalan PLP Kelas I Tangjung Priok sudah dia pegang. Itu tidaklah mudah, karena ada persyaratannya. Di samping itu, dia punya boarding officer instruktur, sehingga bisa dikatakan nahkoda lengkap," tutup Elwin.

KEYWORD :

Capt. Putu Nakhoda kapal Negara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :