Kamis, 26/12/2024 21:32 WIB

Konflik Negara Teluk, AS Pesimis Mampu Menengahi

Terserah kepada pimpinan kuartet jika tak ingin melakukan diplomasi dengan Qatar, karena Dohas sangat jelas, siap untuk terlibat

Rex Tillerson (Foto: Getty Images)

Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson mengatakan tidak memiliki harapan positif  krisis diplomatik Teluk selama sekian bulan dalam waktu terdekat mampu teratasi. Ia menyalahkan kelompok negara yang dipimpin oleh Saudi karena kurangnya kemajuan.

Komentar itu disampaikan Tillerson pada Kamis (19/10) waktu setempat, sehari sebelum melakukan perjalanan ke wilayah itu dalam usaha dalam menengahi perselisihan yang berbulan-bulan tersebut.

"Saya tidak berharap banyak mampu penyelesaiannya dalam waktu dekat," katanya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita keuangan Bloomberg.

"Tampaknya ada keengganan nyata dari beberapa pihak yang ingin melakukan diplomasi," tambahnya dilansir Al jazeera, Jumat (20/10)

Pada 5 Juni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, udara dan laut di tetangganya di Teluk. Mereka menuduh Qatar membiayai terorisme dan mempertahankan hubungan sudah, Iran.

Konflik itu sudah berlangsung empat bulan, meskipun terus ada upaya oleh pemerintah Kuwait dan pejabat tinggi Amerika Seriakt termasuk Tillerson, yang mengunjungi kawasan ini pada Juli  lalu untuk menengahi krisis tersebut.

"Terserah kepada pimpinan kuartet jika tak ingin melakukan diplomasi dengan Qatar, karena Dohas sangat jelas, siap untuk terlibat," kata Tillerson, yang akan mengunjungi Arab Saudi pada hJumat, sebelum menuju ke Qatar.

"Peran kami adalah mencoba memastikan jalur komunikasi terbuka seperti yang bisa kami bantu, agar pesan tidak disalahpahami. Kami siap memainkan peran apa pun yang bisa kami lakukan untuk menyatukan mereka, namun pada saat ini benar-benar mengarah pada keinginan kepemimpinan negara-negara tersebut," katanya

Heidi Zhou-Castro dari Al Jazeera, mengatakan komentar Tillerson menunjukkan perubahan nada yang berbeda.

"Pergi adalah perasaan optimisme yang kami dengar pada Juli lalu, saat melakukan kunjungan terakhirnya ke wilayah tersebut. Sebaliknya, setelah bulan-bulan ini, ia tidak menjukkan adanya tanda-tanda, Tillerson mengungkapkan rasa frustrasinya," kata Zhou-Castro.

Di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, Tillerson akan ambil bagian dalam pertemuan Dewan Koordinasi perdana antara pemerintah Arab Saudi dan Irak, kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan. Ia juga akan bertemu dengan berbagai pemimpin Saudi untuk membahas konflik di Yaman, perselisihan Teluk yang sedang berlangsung, Iran, dan sejumlah isu penting regional dan bilateral lainnya.

KEYWORD :

Teluk Amerika Serikat Qatar Arab Saudi Kuwait




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :